UAH Sikapi Perdebatan Ikuti Puasa Arafah Sesuai Keputusan Arab Saudi atau Pemerintah: yang Harus Diikutkan...

UAH Sikapi Perdebatan Ikuti Puasa Arafah Sesuai Keputusan Arab Saudi atau Pemerintah: yang Harus Diikutkan...

UAH Sikapi Perdebatan Ikuti Puasa Arafah Sesuai Keputusan Arab Saudi atau Pemerintah--Tangkapan layar/YouTube Adi Hidayat Official

Jika diukur dengan Papua 6 jam, Jakarta 4 jam. Belum lagi dengan negara-negara lain yang bedanya cukup jauh, ya.

"Ketika Saudi menetapkan tanggal 9 Dzulhijjah. Misal, Maghrib di Saudi jam 7, di Papua jam berapa? Jam 1. Udah jam 1 udah dini hari, di Saudi baru Maghrib. Artinya ke Saudi ketika masuk misalnya waktunya jam Subuh misal saja jam 5," tukas UAH.

"Jam 5, di Papua udah siang. Bahkan sebagian udah beda waktu. Yang jadi persoalan misalnya kalau Saudi duluan. Saudi sudah tanggal misalnya 9 Dzulhijjah, di sni sebelumnya. Bisa terjadi," sambungnya.

Jadi dari segi penunaiannya, UAH menjelaskan kaidah-kaidahnya dan ulama-ulama Saudi pun memberikan fatwa jika di suatu negara zona waktunya berbeda jauh, tidak terlampau dekat yang bisa melahirkan perbedaan waktu, maka waktu di negara tersebut yang diikuti.

"Kecuali kalau waktunya dekat, sekitaran teluk, gitu kan, UAE, Qatar, bahkan kami sampai ke Libya. Itu kalau Saudi musim haji, sudah ikut waktu Saudi, ya. Nggak ribut-ribut lagi," ucapnya.

"Kecuali kalau yang masanya cukup agak jauh seperti kita saat ini di beberapa tempat. Jelas ya, jadi nanti kalau pemerintah menetapkan waktu misalnya bersamaan Alhamdulillah. Kalau tidak, ikuti waktu kita, jelas ya," sambungnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: