Idul Adha di Indonesia Pakai Metode Apa? Ustaz Adi Hidayat: Ini Kuncinya Ada di Sini

Idul Adha di Indonesia Pakai Metode Apa? Ustaz Adi Hidayat: Ini Kuncinya Ada di Sini

Ini Penjelasan Ustaz Adi Hidayat Soal Perbedaan Idul Adha --Tangkapan layar/YouTube Adi Hidayat Official

"Kemudian di sini ada kata 'wa athir rasul', lalu yang di sini ada nggak (menunjuk kata wa ulil amri). Perhatikan saat penafsirannya, perhatikan. 'Tha'at', artinya ketaatan mutlak, ketaatan mutlak.

"Jadi jangan tanya, kalau Allah sudah perintahkan maka jangan tanya lagi. Kalau Rasul sudah mintakan jangan protes lagi, lakukan saja. Apa yang kita pandang buruk, boleh jadi ada kebaikan di situ.

"Nah, karena itu digunakan kata 'athi ul, athir', tapi kenapa ketika dikatakan 'ulil amri', cum ditambah 'wau', 'Tha'at-nya' tidak ada. Ini artinya ketaatan dengan syarat bilat, bilat, ulil amri ini menetapkan satu keputusan, yang keputusan itu sesuai ketentuan Al-Quran dan Sunnah (melingkari kata-kata 'athi 'ullah wa athir rasul') Allah dan Rasul-Nya. Diikat dengan kata taat ini.

"Jadi bila ketetapan ulil amri tidak sesuai dengan Allah dalam Qurannya, Rasul dalam sunnahnya, maka tidak boleh kita menaatinya dan keliru mengatakan, misal 'kalau salah kita ikut salahnya'. Kalau sudah salah ya jangan diikuti. Itu ijtihad yang masih samar-samar. Hukumnya ada, itu boleh.

BACA JUGA:Viral Masjid Pertama di Jerman yang Pasang Bendera LGBT, Shaf Salat Pria dan Wanita Ikut Dicampur

"Tapi kalau sudah keliru, tidak boleh diikuti. Saya beri contoh begini. Saya pernah tinggal di Tunisia beberapa saat, itu Presidennya sebelum revolusi, saat ramadhan itu tampil di televisi, langsung mengumumkan di hadapan rakyatnya, disimpan air putih di depannya, dia katakan, 'Untuk apa puasa, bikin lemas saja' diminum. Lalu minta rakyatnya tidak puasa. Jadi jangan sembarangan menafsirkan ini ('athi 'ullah wa athir rasul wa ulil amri minnkum').

"Kalau kita katakan dia ulil amri, kemudian menyampaikan ke kita untuk buka, tidak sesuai dengan ini ('athi 'ullah wa athir rasul wa ulil amri minnkum'), kita tidak ikuti.

"Nah sekarang kita kembali ke sini, pemerintah kita menetapkan berdasarkan apa? Apakah Rukyat atau Hisab? Baik, ya. Dan dua-duanya, tidak ada keunggulan masing-masing, kita harus taat kepada Allah dan Rasul-Nya.

"Bila kita ingin melakukan Rukyat silahkan, itu diberikan ke orang paling sederhana sekalipun, nggak punya perhitungan silahkan lihat.

BACA JUGA:Umat Jangan Bingung, Buya Yahya Pastikan Idul Adha Indonesia Sudah Ikuti Tuntunan Mazhab: Artinya Apa...

"Bagi orang yang sudah maju dan ingin menghitung, memudahkan penanggalan dan sebagainya, silahkan gunakan Hisab. Tidak ada keunggulan di situ masing-masing.

Simak video lengkapnya di bawah ini;

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: