Harga Minyak Dunia Anjlok ke Level Terendah dalam 3 Bulan, Ini Penyebabnya

Harga Minyak Dunia Anjlok ke Level Terendah dalam 3 Bulan, Ini Penyebabnya

ilustrasi pengeboran minyak--Twitter

JAKARTA, DISWAY.ID - Harga minyak mentah dunia anjlok ke level terendah dalam tiga bulan terakhir. Bahkan, level harga minyak saat ini juga menjadi pertama kalinya di bawah US$100 per barel.

Minyak mentah berjangka Brent pengiriman September jatuh 7,1 persen menjadi US$99,49 per barel. Angka ini terendah sejak 11 April lalu.

Sementara, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) anjlok 7,9 persen menjadi US$95,84 per barel.

Penurunan harga minyak mentah dikarenakan penguatan dolar AS yang membuat pembeli dengan mata uang lain membayar lebih mahal.

"Saya pikir, harga saat ini cukup kritis dari titik psikologis yang kami pegang di kisaran US$95 per barel," ujar Pedagang Energi Senior CIBC Private Wealth US Rebecca Babin seperti dilansir Antara, Rabu 13 Juli 2022

BACA JUGA:Pro Kontra ABG Citayem Nongkrong di Dukuh Atas, Pemkab Bogor Sindir Warga Jakarta

Wakil Presiden Senior untuk Perdagangan BOK Financial Dennis Kissler menilai, harga minyak tengah menghadapi tekanan ekstrem. 

"Hal itu lantaran sentimen konsumen masih tertekan seiring munculnya covid-19 di China," kata Kissler

Menurut Kissler, penguncian wilayah (lockdown) akibat kasus covid-19 di China dikhawatirkan melemahkan permintaan. 

"China merupakan importir utama minyak di dunia," ujarnya.

Faktor lainnya, yakni kekhawatiran perlambatan ekonomi global akibat perang Rusia-Ukraina yang membuat harga-harga komoditas semakin mahal.

Menteri Keuangan AS Janet Yellen yang berada di Asia untuk membahas cara memperkuat sanksi terhadap Rusia, termasuk berniat membatasi kenaikan harga minyak negeri beruang merah tersebut.

BACA JUGA:Kemendes PDTT: 4.982 Desa Masih Berstatus Sangat Tertinggal, Terbanyak di Daerah Ini

Direktur Eksekutif Badan Energi Internasional (IEA) Fatih Birol menuturkan sanksi negara Barat yang dijatuhkan kepada Rusia atas perang di Ukraina telah mengganggu arus perdagangan minyak mentah dan bahan bakar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: