Lokasi Syuting Pengabdi Setan 2 di Rusun Terbengkalai Hingga Disebut Sarang Zombie, Ternyata di Sini Letaknya

Sayangnya,  program yang direncanakan pemerintah ini tiba-tiba berhenti dan dibiarkan kosong hingga saat ini. 

Gedung kosong tersebut memang membawa hawa menyeramkan.

Ditambah suasananya yang sunyi, bikin siapa pun mungkin tidak kuat berlama-lama ada di area tersebut.

Dalam konferensi persnya di bulan Juni lalu, Joko Anwar turut mengungkap, jika di lokasi Rusun yang terdiri dari 15 lantai tersebut, ada sebuah lantai yang tidak boleh dikunjungi atau dilarang untuk dipakai.

"Sebelum kita syuting kita beri assesment dulu apakah mungkin syuting disitu, dan akhirnya sangat memungkinkan, sehingga kita kemudian bangun set-set itu di rumah susun yang sudah lama ditinggal itu. Ada beberapa tempat yang kata penjaganya jangan didatangi, jangan dimasuki yaitu lantai 7, itu dilarang." ucap Joko Anwar.

BACA JUGA:AFF U-16 2022, Bima Sakti: Ingatkan Pemain Timnas Tidak Terprovokasi Hadapi Vietnam

BACA JUGA:Pendaftaran PPDB PKBM Tahap 2 Tahun 2022 DKI Jakarta Resmi Dibuka, Catat Persyaratannya

Nah, buat kamu yang penasaran ingin mendatangi tempat ini, akun @drhaltekehalte menulis informasi, rusun satu ini dapat diakses menggunakan TransJakarta 4F melewati flyover Klender, lalu dilanjutkan dengan angkot M26 menuju jalur Kalimalang.

Setelah hebih di Twitter, banyak netizen yang menduga jika tempat ini akan menjadi viral dan ramai dikunjungi sebagai tempat wisata horor.

Kalau kamu, berani gak nih mengunjungi tempat satu ini?

BACA JUGA:FP1 MotoGP Seri 14: Pinalti Long Lap Menunggu Quantararo di Silverstone GP

BACA JUGA:AHY Akui Punya Hubungan Baik Dengan Dua Parpol Ini, Siapa Aja?

Pengabdi Setan 2: Communion sendiri bercerita tentang kehidupan keluarga Rini (Tara Basro), yang memilih pindah untuk tinggal di rumah susun setelah berhasil menyelamatkan diri dari peristowa mengerikan.

Keluarga Rini percaya, tinggal di rumah susun sangat aman lantaran akan banyak tetangga yang menolongnya jika terjadi sesuatu.

Namun, mereka menyadari bahwa tinggal bersama banyak orang mungkin juga sangat berbahaya apabila tidak mengenali latar belakang tetangga.

Sumber: