Dari Surabaya untuk Malang, Ribuan Bonek Tumpah di Tugu Pahlawan Doakan Korban Tragedi Kanjuruhan

Dari Surabaya untuk Malang, Ribuan Bonek Tumpah di Tugu Pahlawan Doakan Korban Tragedi Kanjuruhan

Bonek berkumpul menyampaikan duka sedalam-dalamnya atas tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan Sabtu, 1 Oktober 2022. -Persebaya-Disway.id

Bahkan Junior menggambarkan situasi itu lebih mengerikan dibandingkan perang etnis antara Azerbaijan dan Armenia. Sebelum berkarir di Persebaya, Junior pernah merumput di Liga Utama Azerbaijan bersama Kesla (kini berubah menjadi Shamakhi FK) pada 2020 saat perang etnis terjadi.

“Di kamar ganti, kami merayakan kemenangan. Tapi tiba-tiba polisi datang, dan bilang: 'Berhenti, berhenti...cepat lari, jika tidak, kalian tidak akan bisa pergi'. Kami langsung berganti pakaian dengan cepat, tanpa mandi terlebih dulu,” tutur Junior dalam program Esporte Espetacular di TV Globo.

BACA JUGA:Kanjuruhan Mencekam, Pita Hitam Derby Jatim

“Polisi kemudian menghampiri dan mengawal kami. Semua serba terburu-buru. Benar-benar gila. Kami lalu berhasil keluar, dan masuk ke dalam kendaraan taktis (Rantis), dan selanjutnya hanya bisa menunggu,” tuturnya seperti dikutip Disway.id dari Goal.

“Kami bertahan di selama beberapa jam, menunggu dan menyaksikan pemandangan itu. Ini sungguh nyata. Saya pernah di Azerbaijan, saat itu sedang perang dengan Armenia, dan dan saya tidak melihat hal-hal yang saya lihat di sana (Azerbaijan)," jelasnya.

“Kami melihat melalui kaca depan Rantis. Pemandangannya seperti perang. Mereka melemparkan banyak benda. Mereka melemparkan benda yang membuat kaca Rantis retak. Ada sebuah mobil polisi di sebelah kami. Mereka merusak semuanya,” terangnya.

Sementara Vidal tidak menyangka rivalitas antara Persebaya dan Arema akan sebesar itu. Menurut Vidal, derbi Jawa Timur ini lebih besar dibandingkan di Atletiba. Vidal tidak bisa membayangkan bila tim meninggalkan stadion dengan menggunakan bus.

BACA JUGA:NasDem Usung Anies Saat Duka Tragedi Kanjuruhan, Kader Gerindra: Kok Ngak Ada Tepo Seliro

“Saya diberitahu ini adalah laga klasik. Saya dari Curitiba, dan berpikir ini kurang-lebih akan sama seperti di Atletiba. Tapi ternyata lebih besar. Orang datang ke sana untuk mendukung timnya. Tensi sudah ada sejak awal hingga akhir pertandingan,” beber Vidal.

“Kami, sesama pemain Brasil berkomentar, jika kami berada di dalam bus, kami tentu akan mati. Kami bisa saja terbakar hidup-hidup di dalam bus. Anda tidak bisa membayangkan kejadian itu,” tuturnya.

Tim Pencari Fakta

Daftar nama Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) untuk menginvestigasi tragedi Kanjuruhan telah ditetapkan, Senin 3 Oktober 2022. Ada 13 orang yang masuk dalam susunan tim tersebut.

BACA JUGA:Buntut Tragedi Kanjuruhan, Liga 1 Indonesia Dihentikan

TGIPF dibentuk atas arahan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) untuk mengusut tragedi Kanjuruhan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: