Spanduk Menohok Suporter Bayern Munich Soal Tragedi Kanjuruhan, Sebut Polisi sebagai Pembunuh

Spanduk Menohok Suporter Bayern Munich Soal Tragedi Kanjuruhan, Sebut Polisi sebagai Pembunuh

Suporter Bayern Munich bentangkan spanduk protes kepada polisi terkait tragedi Kanjuruhan-Twitter/ @eurofootcom-Twitter/ @eurofootcom

Berawal dari penggemar yang tidak menerima kekalahan, kericuhan lantas terjadi di dalam lapangan, lantaran banyaknya suporter yang turun.

Hal tersebut membuat polisi kemudian menembakkan gas air mata.

Tembakan ke arah tribune penonton menimbulkan kepanikan di antara suporter sehingga mereka berdesakan menuju pintu keluar. 

Banyak dari mereka yang sulit bernapas karena terkena langsung gas air mata. 

Kepanikan membuat penonton saling injak untuk keluar stadion.

Berdasarkan laporan terbaru, diketahui total ada 131 korban meninggal dunia, dengan lebih dari 30 merupakan anak-anak, akibat peristiwa ini. 

BACA JUGA:Tragedi Kanjuruhan, PSSI: Sudah Berkomunikasi Dengan FIFA

Media luar negeri pun berbondong-bondong memberitakan kejadian ini, yang menjadi duka bagi sepak bola dunia. 

Pemerintah juga langsung turun tangan membentuk tim investigasi.

Dijatuhi Sanksi Berat

Sejauh ini, Komisi Disiplin PSSI telah menjatuhkan hukuman berat untuk Arema FC

Mereka didenda 250 juta dan harus berkandang 250 km dari Malang di sisa musim ini tanpa boleh dihadiri suporter.

Larangan beraktivitas seumur hidup di dunia sepak bola juga dijatuhkan kepada Abdul Haris selaku ketua panpel Arema FC dan Suko Sutrisno sebagai kepala petugas keamanan Arema FC.

Sementara di pihak kepolisian, Kapolres Malang AKBP Ferli Hidayat dan 9 komandan Brimob Polda Jatim dicopot dari jabatannya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: