Deklarasi G20 Bali: Alot Sikapi Perang Rusia - Ukraina, Pandemic Fund Terbentuk
Presiden Joko Widodo menyampaikan pernyataan pers usai KTT G20 di Bali. -BPMI Setpres/Muchlis Jr-
BADUNG, DISWAY.ID-- KTT G20 di Bali pada 15-16 November 2022 telah ditutup dan menghasilkan Deklarasi Pemimpin G20.
Kepemimpinan Indonesia pada G20 telah berhasil menghasilkan Deklarasi Pemimpin G20 Bali tersebut.
Mski pada awalnya disebut diragukan banyak pihak, Deklarasi Pemimpin G20 di Bali dapat dihasilkan.
BACA JUGA:Putin Tak Hadir di KTT G20 Bali, Penasehat Sergey Markov: Ada Kemungkinan Besar Upaya Pembunuhan
Di antaranya, Deklarasi Pemimpin G20 sikapi perang Rusia - Ukraina hingga pembahasan perekonomian global dampak pandemi.
Presiden Joko Widodo mengungkapkan dalam penyusunan deklarasi pemimpin G20 berjumlah 52 paragraf tersebut, saat sikapi perang di Ukraina merupakan hal yang paling alot dan sangat diperdebatkan.
"Diskusi mengenai hal ini (Perang Rusia - Ukraina) berlangsung sangat-sangat alot sekali," ujar Presiden dalam pernyataan pers di media center di Bali International Convention Center, Kabupaten Badung, Provinsi Bali, Rabu, 16 November 2022.
Namun akhirnya para pemimpin G20 menyepakati isi deklarasi.
"Yaitu condemnation perang di Ukraina karena telah melanggar batas wilayah, melanggar integritas wilayah," ujar Jokowi.
BACA JUGA:Luna Maya Kenang Percintaan Masa Lalunya, Alasan Pilih Ariel NOAH Terungkap
Presiden melanjutkan, perang di Ukraina telah mengakibatkan penderitaan masyarakat dan memperberat ekonomi global yang masih rampuh akibat pandemi yang menimbulkan risiko terhadap krisis pangan, krisis energi, dan potensi krisis finansial.
Oleh karena itu, lanjut Jokowi, G20 membahas dampak perang terhadap kondisi perekonomian global.
Menurut Jokowi, G20 Bali juga telah menghasilkan beberapa hasil konkret, antara lain terbentuknya pandemic fund yang sampai hari ini terkumpul 1,5 miliar dolar AS.
Kemudian pembentukan dan operasionalisasi resilient and sustainability trust di bawah Dana Moneter International (IMF) sejumlah 81,6 miliar dolar AS untuk membantu negara-negara yang menghadapi krisis.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: