Inggris Bunuh 100 Jutaan Orang India Dalam 40 Tahun, Sejarahwan Ungkap Fakta Kelicikannya

Inggris Bunuh 100 Jutaan Orang India Dalam 40 Tahun, Sejarahwan Ungkap Fakta Kelicikannya

Dalam sebuah penelitian menyebutkan bahwa Inggris bunuh 100 juta orang India dalam 40 tahun di masa penjajahannya di tahun 1880 hingga 1920.-twitter@willbin6-

BACA JUGA:Undang Pimpinan Provinsi, Bawaslu Bahas Rumusan Konsep Ideal Tata Kelola Barang Dugaan Pelanggaran

BACA JUGA:Di Keheningan Malam, Prosesi Pemakaman Ferry Mursyidan Berlangsung Lancar, Wamen ATR/BPN Pimpin Upacara Pemakaman

Menurut sejarawan Madhusree Mukerjee, rezim kolonial secara sistimatis menghilangkan tarif India dan membiarkan barang-barang Inggris membanjiri pasar domestic.

Selain itu Inggris juga mambuat sistem pajak yang sangat tinggi dan bea internal yang melarang orang India menjual kain di negara mereka sendiri, apalagi mengekspornya.

Rezim perdagangan yang tidak setara ini menghancurkan pabrikan India dan secara nyata mendeindustrialisasi negara tersebut. 

Hal ini begitu dibanggakan oleh ketua Asosiasi India Timur dan Cina di hadapan parlemen Inggris pada tahun 1840.

Perusahaan ini telah berhasil mengubah India dari negara produsen menjadi negara pengekspor produk mentah. 

Pabrikan Inggris memperoleh keuntungan yang luar biasa, sementara India jatuh miskin dan rakyatnya dibuat rentan terhadap kelaparan dan penyakit.

BACA JUGA:Di Keheningan Malam, Prosesi Pemakaman Ferry Mursyidan Berlangsung Lancar, Wamen ATR/BPN Pimpin Upacara Pemakaman

BACA JUGA:Pengacara Minta Ketua RT Seno Diperiksa Kesehatan, Junaedi Saibih: Kok Orang Tidak Sehat Diperiksa dan Dibuat BAP.

Kondisi ini diperoarah karena Inggris mendirikan sistem penjarahan legal, yang dikenal oleh orang-orang dengan ‘pengurasan kekayaan’.

Inggris mengenakan pajak kepada penduduk India dan kemudian menggunakan pendapatan tersebut untuk membeli produk India, mulai dari nila, biji-bijian, kapas, dan opium.

Hal tersebut membuat Inggris memdapatkan semua barang-barang dari India dengan gratis.

Barang-barang ini kemudian dikonsumsi di Inggris atau diekspor kembali ke luar negeri, dengan pendapatan dikantongi oleh negara Inggris.

Selain itu hasil dari keuntungan tersebut juga digunakan oleh Inggris untuk untuk membiayai pengembangan industri Inggris dan koloni pemukimnya mulai dari Amerika Serikat, Kanada, dan Australia.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads