Putin Terdesak! Kelompok G-7 Batasi Harga Minyak Rusia USD60 per Barel

Putin Terdesak! Kelompok G-7 Batasi Harga Minyak Rusia USD60 per Barel

Harga minyak Rusia dibatasu USD60 per Barel-ilustrasi-Berbagai sumber

JAKARTA, DISWAY.ID - Negara-negara Kelompok Tujuh (G7) dan Australia tengah membuat kesepakatan terkait batas harga USD60 atau sekitar Rp925 ribu per barel untuk minyak mentah lintas laut Rusia

Kelompok G7 dan Australia menyatakan, bahwa batas harga akan berlaku mulai 5 Desember 2022 atau segera sesudahnya.

"Koalisi Batas Harga juga dapat mempertimbangkan tindakan lebih lanjut untuk memastikan efektivitas batas harga," demikian keterangan G7, Sabtu 3 Desember 2022. 

BACA JUGA:Gempa Garut Magnitudo 6,1 Berasal dari Aktivitas Lempeng Indo-Australia

G7 berpendapat, pembatasan harga ini bertujuan untuk mengurangi pendapatan Rusia dari penjualan minyak.

"Sekaligus mencegah lonjakan harga minyak global setelah embargo UE terhadap minyak mentah Rusia mulai berlaku pada 5 Desember," ungkapnya.

Warsawa sebelumnya menolak level yang diusulkan karena memeriksa mekanisme penyesuaian untuk menjaga batas bawah harga pasar. 

UE akhirnya membuat batas itu serendah mungkin untuk menekan pendapatan Rusia dan membatasi kemampuan Moskow membiayai perangnya di Ukraina.

BACA JUGA:Jack Grealish Siap Dijual Manchester City Demi Danai Transfer Jude Bellingham

Duta Besar Polandia untuk UE Andrzej Sados pada hari Jumat mengatakan kepada wartawan bahwa Polandia telah mendukung kesepakatan UE, yang mencakup mekanisme untuk menjaga batas harga minyak setidaknya 5% di bawah harga pasar. 

"Batas harga G7 akan memungkinkan negara-negara non-Uni Eropa terus mengimpor minyak mentah Rusia melalui laut," ujarnya. 

"Karena perusahaan pengapalan dan asuransi terpenting berbasis di negara-negara G7, batas harga akan membuat Moskow sangat sulit untuk menjual minyaknya dengan harga lebih tinggi," imbuhnya.

Menteri Keuangan AS, Janet Yellen mengatakan batas tersebut akan menguntungkan negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah yang telah menanggung beban harga energi dan pangan tinggi.

"Dengan ekonomi Rusia yang sudah berkontraksi dan anggarannya semakin menipis, batas harga akan segera memotong sumber pendapatan terpenting Putin," kata Yellen dalam sebuah pernyataan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: