Arsene Wenger Ungkap Kegagalan Jerman dan Denmark di Piala Dunia 2022: Terlalu Fokus pada Politik

Arsene Wenger Ungkap Kegagalan Jerman dan Denmark di Piala Dunia 2022: Terlalu Fokus pada Politik

Arsene Wenger/ilustrasi-Istimewa-(Instagram/arsene_wenger)

JAKARTA, DISWAY.ID - Gelaran Piala Dunia Qatar 2022 bukan hanya banyak dihiasi oleh gol, melainkan juga kontroversi yang membuat Arsene Wenger turut berkomentar.

Mantan pelatih Arsenal itu bekerja sebagai pandit untuk salah satu stasiun televisi yang dimiliki oleh Sultan asal Qatar selama pergelaran sepabola empat tahunan ini berlangsung.

Dua tim yang dikomentari pelatih asal Prancis itu adalah Jerman dan Denmark yang harus angkat koper akibat gagal lolos dari putaran grup Piala Dunia Qatar 2022.

Die Mannschaft pernah membuat heboh dengan berfoto tim dengan gestur tutup mulut sebagai bentuk protes pada FIFA yang tidak memperbolehkan mengenakan ban kapten bertuliskan One Love.

BACA JUGA:Cristiano Ronaldo Tagih Janji 'Rahasia' Juventus

One Love sendiri merupakan kampanye LGBT yang merupakan tindakan ilegal di Qatar. Apabila kapten mengenakan ban bertuliskan One Love akan diganjar kartu kuning sebelum bahkan pertandingan dimulai.

Selain Jerman, Denmark pun melakukan hal yang sama. Bedanya, para pemain mereka tidak melakukan gestur apa pun tapi federasi sepakbola Tim Dinamit melancarkan protes dengan mengancam akan mengambil jalur hukum.

Kegagalan Jerman dan Denmark lolos dari babak grup Piala Dunia Qatar tampaknya tidak begitu mengejutkan bagi Wenger.

BACA JUGA:Daftar Top Skor Sementara Piala Dunia 2022: Mbappe 'Menggila'

Wenger yang bertugas sebagai anggota FIFA Technical Study Group di Piala Dunia Qatar 2022 berpendapat bahwa protes itu mengalihkan fokus pemain.

"Anda tahu saat Anda datang ke Piala Dunia, Anda tidak boleh kalah di pertandingan pertama," ungkap pria kelahiran Strasbourg, Prancis tersebut.

"Tim-tim yang punya pengalaman bermain di berbagai turnamen seperti Prancis dan Inggris, meraih hasil bagus di pertandingan pertama," tambah Wenger.

Inggris sempat berniat menggunakan ban kapten bertuliskan One Love tapi dilarang oleh federasi mereka, FA.

Sedangkan kapten Prancis, Hugo Lloris mengambil sikap berbeda. Pemain Tottenham Hotspur itu memilih tidak mengenakan ban kapten One Love sebagai bentuk penghormatan pada norma-norma yang dianut masyarakat Qatar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: