Pecah Rekor, Mendag Zulhas Bersyukur Surplus Neraca Perdagangan Tembus Nilai Tertinggi
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan optimis sektor perdagangan Indonesia akan tumbuh positif di tahun baru 2023--
Mendag Zulkifli Hasan juga mengungkapkan, Tiongkok, Jepang, dan Amerika Serikat menjadi pasar utama ekspor nonmigas Indonesia. Pada Desember 2022, nilai ekspor nonmigas negara mitra tersebut tercatat sebesar sebesar USD 9,92 miliar dan berkontribusi sebesar 44,39 persen terhadap ekspor nonmigas nasional. Adapun beberapa negara lain tujuan ekspor nonmigas yang masih mengalami peningkatan ekspor pada Desember 2022 antara lain Spanyol yang naik 91,84 persen, Pakistan naik 58,36 persen, Inggris naik 48,34 persen, Vietnam naik 21,63 persen, dan Singapura naik 16,66 persen.
“Ditinjau dari kawasan, penguatan ekspor nonmigas terbesar terjadi ke Asia Barat yang naik 207,93
persen, Eropa Utara (34,12 persen MoM) dan Eropa Selatan (15,08 persen MoM),” ujar Mendag Zulkifli Hasan.
BACA JUGA:5 Manfaat Sering Memeluk Anak, Salah Satunya Memperkuat Kekebalan Tubuh Buah Hati
Secara kumulatif, total ekspor selama periode 2022 tercatat mencapai USD 291,98 miliar atau meningkat 26,07 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya (YoY). Peningkatan ekspor tersebut ditopang penguatan ekspor sektor nonmigas yang naik 25,80 persen (YoY) menjadi USD 275,96 miliar dan ekspor sektor migas yang naik 30,82 persen (YoY) menjadi sebesar 16,02 miliar.
Impor Barang Modal Tumbuh
Total impor Indonesia pada Desember 2022 mencapai USD 19,94 miliar. Nilai ini meningkat 5,16 persen dibanding November 2022 (MoM). Kenaikan dipicu oleh naiknya impor migas sebesar 14,15 persen (MoM) dan impor nonmigas sebesar 3,60 persen (MoM).
Mendag Zulkifli Hasan mengungkapkan, peningkatan impor pada Desember 2022 dipicu oleh naiknya impor keseluruhan golongan penggunaan barang. Impor barang modal mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 12,90 persen (MoM), diikuti oleh pertumbuhan impor barang konsumsi yang naik 7,71 persen, dan bahan baku/penolong naik 3,08 persen.
Peningkatan impor barang modal dan bahan baku/penolong pada periode ini dipengaruhi oleh berlanjutnya pemulihan industri dalam negeri yang terlihat dari Purchasing Manufacturing Index (PMI)
Manufaktur Indonesia yang berada pada level 50,9. Nilai ini naik dari posisi PMI bulan November 2022 yang berasa di level 50,3. Adapun produk impor barang modal yang mengalami kenaikan pada Desember 2022 diantaranya kereta cepat dan kendaraan untuk angkutan barang.
Sedangkan beberapa bahan baku/penolong yang mengalami peningkatan, antara lain bahan bakar diesel, minyak mentah, dan gandum.
Sementara untuk beberapa barang konsumsi yang meningkat signifikan pada Desember 2022 adalah bawang putih, buah-buahan, dan daging. Peningkatan impor barang konsumsi terjadi karena meningkatnya permintaan saat liburan Natal dan Tahun Baru serta menguatnya daya beli masyarakat yang tercermin dari meningkatnya Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) dari 119,1 pada November 2022 menjadi 119,9 pada Desember 2022.
Berdasarkan negara asal, impor nonmigas Indonesia didominasi dari Tiongkok, Jepang, dan Australia dengan total pangsa 48,60 persen dari total impor nonmigas Desember 2022. Sedangkan negara asal impor dengan peningkatan impor nonmigas terbesar secara bulanan adalah Norwegia yang naik 758,83 persen, Finlandia (111,60 persen), Hongkong (49,60 persen), Jerman (42,05 persen), dan Swedia (36,90 persen).
"Secara kumulatif, total impor periode Januari--Desember 2022 mencapai USD 237,52 miliar atau naik 21,07 persen dari periode 2021 (YoY). Pertumbuhan impor tersebut dipicu melonjaknya impor migas sebesar 58,32 persen dan naiknya impor nonmigas sebesar 15,50 persen YoY," tutup Mendag Zulkifli Hasan.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: