Rasmus Paludan Bakar Al-Qur'an, PBNU: Dia Cuma Orang Putus Asa yang Hilang Akal Sehat

Rasmus Paludan Bakar Al-Qur'an, PBNU: Dia Cuma Orang Putus Asa yang Hilang Akal Sehat

Ketua Umum PBNU, Yahya Cholil Staquf Soal Timnas Israel-Yahya Cholil Staquf-Instagram

JAKARTA, DISWAY.ID - Ketua Umum (Ketum) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) periode 2021-2026, Kiai Haji Yahya Cholil Staquf merespons soal Rasmus Paludan yang membakar kitab suci Al-Quran di Swedia.

Ia menilai politisi rasialis asal Swedia-Denmark itu sudah hilang akal sehatnya sehingga hidupnya putus asa.

"Paludan hanya orang putus asa yang hilang akal karena melihat kekalahan tak terhindarkan dari kesombongan identitasnya sendiri," kata Kiai Haji Yahya Cholil Staquf pada Sabtu, 28 Januari 2023.

BACA JUGA:Astaga! Rasmus Paludan Ancam Bakal Bakar Al-Quran Setiap Hari Jumat Sampai Swedia Diterima di NATO

Kiai Haji Yahya Cholil Staquf meyakini kitab suci Al-Quran tidak akan menjadi hina hanya karena dibakar oleh Rasmus Paludan.

Tindakan nekat yang dilakukan Rasmus Paludan disebut Kiai Haji Yahya Cholil Staquf hanya akan tidak berguna.

Hal tersebut lantaran niat buruk Rasmus Paludan ingin menjauhkan seseornag dari Al-Quran malah akan terjadi sebaliknya.

Semua orang yang tak mengetahui Al-Quran dianggap Kiai Haji Yahya Cholil Staquf bakal semakin penasaran dengan isinya.

BACA JUGA:Gempar Pembakaran Alquran di Swedia, Indonesia Kutuk Keras Aksi Rasmus Paludan: Melukai dan Menodai Toleransi

"Mari kita teruskan saja duduk santai menikmati kesyahduan iman kita sendiri sambil menunggu Rasmus Paludan runtuh bersama segala cita-citanya, atau dia insaf kemudian berbelok ke jalan yang benar," pungkasnya.

Apabila tujuan Rasmus Paludan membakar Al-Quran untuk melampiaskan amarahnya pada Turki, justru itu akan menjadi kesalahan besar lantaram Al-Quran tidak menanggung apa yang menjadi tanggung jawab Turki.

Jika akhirnya terjadi konflik universal yang lebih besar, tidak akan ada pertolongan yang baik kepada Rasmus Paludan.

"Kalau dia bermaksud menyerukan agar Eropa kulit putih bersatu melawan Islam, perbuatannya justru memancing orang-orang Eropa di luar kelompoknya untuk melawannya," lanjut Yahya Cholil Staquf.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads