131 Kontraktor Diburu Pemerintah Turki Pasca Gempa Besar Ratakan Ribuan Tempat Tinggal

131 Kontraktor Diburu Pemerintah Turki Pasca Gempa Besar Ratakan Ribuan Tempat Tinggal

Pasca dua gempa besar Turki 7.8 SR dan 7.6 SR, sebanyak 131 kontraktor diburu pemerintah Turki. -tangkapan layar twitter@bozolunurr -

JAKARTA, DISWAY.ID – Pasca dua gempa besar Turki 7.8 SR dan 7.6 SR, sebanyak 131 kontraktor diburu pemerintah Turki.

131 kontraktor tersebut terindikasi melakukan pembangunan apartemen dan tempat tinggal warga tanpa memperdulikan keselamatan.

Hal tersebut diungkapkan oleh Bekir Bozdag selaku Menteri Kehakiman Turki yang mengatakan jika dirinya bersumpah akan mengambil tindakan terhadap kelalaian yang dilakukan 131 kontraktor tersebut.

Akibat kelalaian 131 kontrak tersebut disinyalir menyebabkan rubuhnya ribuan banggunan pasca gempa besar yang terjadi Senin 6 Februari lalu.

BACA JUGA:Ramalan Najwa Shihab di Pemilu 2024: 'Semoga Tak Terlalu Emosional'

BACA JUGA:Kisah Adnan Muhammet Minum Urine Sendiri Dibawah Reruntuhan Setelah Gempa Turki

Dari data pemerintah, lebih dari 6.000 bangunan rata dengan tanah dibagian tenggara Turki.

Pihak berwenang Turki telah mulai menangkapi kontraktor atas bangunan yang runtuh setelah dua gempa besar yang menguncang Turki dan Suriah Utara.

Fuat Oktay selaku Wakil Presiden Turki mengungkapkan jika peran 131 tersangka terkait bangunan yang runtuh tersebut telah di putuskan.

Menurut Fuat, pihaknya telah menangkap beberapa kontraktor dan sisanya juga telah diumumkan perintah penahanannya.

BACA JUGA:Promo JSM Indomaret Hari Ini, Minggu 12 Februari 2023: Ada Berbagai Produk dengan Harga Diskon Bikin Makin Hemat

BACA JUGA:Ma’ruf Amin: Childfree Itu Tidak Ada, Menikah Untuk Miliki Keturunan

Salah satunya adalah Hasan Alpargun di Republik Turki Siprus Utara (TRNC) setelah beberapa bangunan yang dibuat oleh perusahaan konstruksinya runtuh di provinsi Adana Selatan.

Jaksa mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Alpargun atas dugaan kalalaian dalam membangun yang menyebabkan kematian serta beberapa tuduhan lainnya.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber: trt.com

Berita Terkait

Close Ads