Mengenalkan Wisata dan Keramahan Warga Lewat East Java Journey 2023
Para peserta Lewat East Java Journey 600 saat melintas di perkebunan Jagung di Bojonegoro-Istimewa-Disway
“Saya sempat tanya orang di mana ada bengkel sepeda untuk beli brake pad, eh tidak lama kemudian ada yang mengantarkan saya ke bengkel,” ujar perempuan yang kerap disapa Fian itu.
Peserta 73 Tahun Gowes 1.200 KM Keliling Jatim Selama 5 Hari
Salah satu peserta menarik lainnya di event ultra cycling East Java Journey 2023 adalah Go Suhartono. Cyclist asal Surabaya itu berusia 73 tahun.
Meskipun usianya tak lagi mudah, namun Koh Hay, begitu Go Suhartono biasa dipanggil masih kompetitif menyelesaikan East Java Journey 2023. Ia berhasil finis sebelum cut of time (COT).
Koh Hay mengikuti East Java Journey 2023 kategori Full Journey (1.200 Km). Ia ambil bagian dalam kelas men pair. Ia duet dengan anak muda bernama Octavian Trisna Wijaya (31 tahun).
Keduanya mulai gowes bersama-sama 40 peserta kategori Full Journey lainnya pada Selasa 14 Maret 2023. Start pukul 06.00 WIB di Surabaya Town Square.
Koh Hay-Octavian menyelesaikan tantangan gowes 1.200 Km dengan berhasil finis di Surabaya Town Square, Sabtu 19 Maret 2023 pukul 22.47 WIB. Total ia membutuhkan waktu 112 jam 43 menit.
Koh Hay masih kompetitif meskipun lawan-lawannya mayoritas di bawah 50 tahun. Terbukti ia beberapa kali bisa berada di kelompok tengah. Tidak berada di posisi paling belakang. Ia juga beberapa kali terpaksa meninggalkan pasangannya, Octavian untuk menjaga momentum dan pace.
Hal itu unik karena Koh Hay tidak membawa bikecomp maupun GPS. Mata Koh Hay sudah tidak maksimal melihat angka-angka di bikecomp yang terlalu kecil. Oleh karena itu ia dipasangkan dengan Octavian sebagai pemandu. Namun justru Oktavian beberapa kali tertinggal di belakang.
Koh Hay masih perkasa meskipun harus bersepeda menanjak. Selama mengikuti East Java Journey 2023, Koh Hay sudah menanjak lebih dari 8.200 meter.
Rute tanjakan menantang di segmen Pacitan-Trenggalek ia libas. Pun demikian dengan tanjakan menuju Pronojiwo, Lumajang dan Gunung Gumitir, Banyuwangi.
“Kendala lebih pada mata. Terutama jika lewat jalan kecil dan gelap,” kata Koh Hay. Ia mengatasi hal itu dengan memasang lampu depan dobel. “Sempat nuntun juga pas lewat turunan lahar dingin Semeru. Enggak kuat juga biar lebih aman,” kata Koh Hay.
Di kategori 1.200 Km yang diikuti Koh Hay, total ada 40 peserta. Untuk menggambarkan bagaimana beratnya rute East Java Journey, di kategori 1.200 Km ada satu orang dinyatakan DNS (Did Not Start) dan tiga orang DNF (Did Not Finish). Sementara itu di kategori 600 Km ada 66 peserta.
Dari jumlah itu 39 cyclist finis sebelum COT. Lalu tiga orang DNS dan 24 cyclist DNF. Semuanya usianya masih jauh di bawah Koh Hay.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: