Skandinavia Mendominasi Negara Paling Bahagia di Dunia, Indonesia ada di peringkat berapa?

Skandinavia Mendominasi Negara Paling Bahagia di Dunia, Indonesia ada di peringkat berapa?

Ilustrasi negara paling bahagia di dunia-Pixabay-

Pegawai yang kerja di Denmark berhak mendapatkan total 52 minggu cuti berbayar saat menjadi orang tua baru. Kebijakan ini bukan hanya berlaku untuk penduduk Denmark, tapi siapapun yang bekerja di Denmark.

Asuransi sosial ini sebagian besar berasal dari pajak pendapatan penduduk. 

Di tahun 2019, penduduk Swedia rata-rata membayar pajak paling tinggi di dunia, sekitar 50% dari hasil pendapatannya (Di Indonesia, presentase potongan pajak bagi golongan pendapatan paling tinggi saja hanya sekitar 30%). 

BACA JUGA:Kepedihan Shin Tae-yong Usai Indonesia Batal jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20: Saya Hanya di Kamar

Kepercayaan dua arah antara pemerintah dan masyarakat membuat pemerintah memberikan kebebasan kepada rakyatnya untuk melakukan apa yang mereka rasa benar. 

Sebaliknya, rakyatnya mempercayai pemerintah untuk membuat kebijakan yang sesuai dengan kepentingan sosial.

Program sosial yang menjamin kesejahteraan.

Di semenanjung Skandinavia, tercatat bahwa terdapat redistribusi ekonomi yang tinggi yang dilakukan oleh pemerintahnya.

Adanya ketimpangan pendapatan yang signifikan akan mengurangi kepuasan hidup 

BACA JUGA:Resmikan KEK Lido, Jokowi: Dimanfaatkan Betul oleh Pak Hary Tanoe

Bertambahnya ketimpangan ekonomi berhubungan dengan pertumbuhan ekonomi yang memburuk dan akan menimbulkan keresahan dan ketidakpuasan. 

Kalau ketidaksetaraan ekonomi menyebabkan tingkat persepsi terhadap keadilan dan kepercayaan terhadap pemerintah berkurang, kecemasan akan muncul, ujungnya kepuasan hidup menjadi rendah.

Kesetaraan ekonomi memberikan keuntungan untuk semua lapisan masyarakat dengan membuat semua orang lebih pintar, lebih toleran, tidak mudah prejudis, dan ujungnya, akan lebih puas dengan hidup mereka. 

Ini artinya masyarakat akan lebih bahagia jika hidup di negara yang tidak memiliki perbedaan kualitas hidup yang ekstrim dari satu dan lainnya.

BACA JUGA:WHO: Vaksin Booster Covid-19 Hanya untuk Kelompok Berisiko Tinggi Saja!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: