Anton Goei

Anton Goei

--

NAMANYA Haji Goei Hing An. Dipanggil Abah Anton. Fotonya banyak dipasang di kampung-kampung kota disway.id/listtag/2749/malang">Malang. Maksudnya: agar Mochamad Anton maju lagi sebagai wali kota disway.id/listtag/2749/malang">Malang tahun depan.

Anton sendiri masih mikir-mikir. Belum tentu mau. Ia seorang yang sudah kaya. Sejak muda. Begitu lulus universitas, Anton mengikuti jejak ayahnya: jadi pengusaha. Ia bertanam tebu. Ratusan hektare. Di tanah sewaan. Kian lama kian luas.

Tebu itu untuk memasok pabrik gula di sekitar Malang. Ia pun jadi pedagang gula. Lalu dagang tetes –limbah penggilingan tebu yang bisa untuk bahan baku penyedap masakan.

Anton aktif di Nahdlatul Ulama, NU. Sejak belia. Juga menjadi ketua PITI (Persatuan Islam Tionghoa Indonesia) Malang. Lalu dicalonkan oleh PKB jadi wali kota Malang.

Terpilih. Periodenya 2013 sampai 2018. Kemenangan Anton fenomenal. Pesaingnya 6 pasang. Pilkada diikuti 7 pasang, yang dua independen. Anton mendapat suara lebih 60 persen. Satu putaran.

Menjelang Pilkada 2019, Anton maju lagi. Wakilnya juga maju sebagai pesaing. Lewat Partai Demokrat. PDI-Perjuangan juga memajukan calon. Tok. Tiga pasang akan bersaing di 2024. "Saya hampir pasti menang lagi," ujar Abah Anton. "Menurut hasil survei LSI, saya akan mendapat 90 persen suara," ujar Anton.

Pilkada pun tinggal 3 bulan berselang. Ia ditangkap KPK. Jadi tersangka. Ditahan. Kursi periode kedua yang sudah di tangan pun lepas.

Itu bukan tangkap tangan. Tidak pula ditemukan aliran uang ke rekeningnya. Ia ditangkap karena menandatangani dokumen putusan DPRD kota Malang. "Sebagai wali kota saya harus tanda tangan. Kalau tidak, mereka tidak gajian," ujar Anton.

Itulah dokumen putusan sidang pleno DPRD kota Malang. Isinya (termasuk) anggaran Rp 700 juta untuk dana bina sosial anggota DPRD. Uang Rp 700 juta itu dibagi 45 orang anggota. Pimpinan dapat Rp 15 juta. Ada anggota biasa hanya dapat Rp 3,5 juta.

Semua jadi tersangka. Utamanya Sekretaris Kota Malang drs Wasto. Wali Kota Malang Abah Anton dalam posisi ''ikut serta''. Demikian juga ketua, wakil ketua, dan seluruh anggota DPRD.

Wali kota dianggap menyuap DPRD. Yakni untuk mengesahkan APBD-P tahun 2015. Yakni di tahun pertama Anton jadi wali kota. Baru ditangkap tahun kelima.

Ups..ada empat yang tidak jadi tersangka. Satu bernama Subur. Ia jadi justice collaborator. Satunya lagi seorang anggota dewan, wanita, karena tidak menghadiri pleno. Dia lagi sakit. Yang lain karena baru menjabat sebagai anggota pengganti antar waktu.

Satu-satunya yang dinyatakan ''tidak ikut serta'' adalah wakil wali kota saat itu: Sutiaji. Ia pun naik menjadi pelaksana tugas wali kota.

Akibat penangkapan masal ini Anton dan calon dari PDI-Perjuangan dicoret KPUD.

Tinggal Plt Wali Kota Sutiaji satu-satunya calon wali kota yang tidak dicoret Komisi Pemilihan Umum. Maka Sutiaji melenggang ke pilkada sendirian. Lawannya kotak kosong. Ia menjabat wali kota Malang sampai sekarang ini.

Abah Anton dinyatakan terbukti ikut serta dalam kejahatan penyuapan itu. Hukumannya 2 tahun penjara. Ia sudah menjalani hukuman itu. Sudah lama kembali jadi orang merdeka. Ia menjalani hukuman di penjara Porong. Yakni di satu kecamatan antara Malang dan Surabaya.

Anton sekarang berumur 58 tahun. Saya bertemu Anton Selasa lalu. Di kebun durian. Di ''atas'' kota Batu, Malang. Ia sangat suka durian. Tingkat maniak. Ia yang punya kebun durian itu: 4 hektare. Ada bawor, musangking, dan bokor. Lebih 400 pohon. Sudah beberapa musim berbuah.

Saya keliling kebun durian itu. Kontur tanahnya naik turun. Ketinggiannya 800 meter dari permukaan laut. Kota Malang terlihat dari salah satu gazebonya di tengah kebun. Gunung Semeru pun kelihatan dari kebun durian ini.

Kalau malam lebih indah lagi. Cahaya kota Malang seperti sampai di situ.

Anton masih punya kebun durian di kota lain: Tegal, Jateng. Lebih luas lagi: 10 hektare.

Itu semua hanya untuk hobi. Bisnis utamanya tetap tebu, gula dan turunannya. Istrinya punya hobi sendiri: masak. Dia buka restoran di tengah kebun durian. Masakan Jawa. Malang. Enak tapi serba pedas –kecuali tempe dan singkong gorengnya.

Dari kebun durian ini Anton selalu menatap kota Malang di bawah sana: akankah ia akan maju lagi di tahun depan. Ia membaca keinginan rakyat begitu besar mendukungnya. "Banyak partai sudah mendatangi saya. Termasuk PDI-Perjuangan," ujar Anton. Belum lagi PKB. Ketua PWNU Jatim KH Marzuki Mustamar terus mendorongnya.

Pihak pesaing Anton mulai pasang kuda-kuda: Anton akan terhalang aturan. Ancaman hukumannya dulu kan di atas lima tahun. Berarti tidak boleh mencalonkan dulu.

Pendukung Anton berpegang pada putusan pengadilan: 2 tahun penjara. Itu sudah ia jalani. Memang ada putusan lain: dicabut hak politiknya selama 2 tahun. Terhitung sejak selesai menjalani hukuman. Semua itu sudah lewat.

Pendukung Anton juga berpegang pada penegasan Menko Polhukam Mahfud MD. Kasus seperti itu tidak menjadi halangan hukum untuk Pilkada dan Pileg. Tapi, khusus untuk capres dan cawapres tidak boleh.

Kalau memang merasa tidak korupsi mengapa Anton tidak naik banding?

"Teman-teman saya menyarankan agar saya tidak naik banding. Akan ada yang merasa tersinggung. Hukuman saya bisa ditambah," katanya. Ia pun menyebut beberapa contoh.

Tentu rumah Anton juga digeledah saat itu. Begitu mendengar rumahnya digeledah Anton justru menaruh uang cash banyak sekali di rumahnya. "Miliaran rupiah," katanya lantas senyum.

"Tidak takut disita?"

“Sama sekali tidak. Saya ingin menunjukkan bahwa saya tidak cari uang di jabatan saya. Saya sudah punya banyak uang," katanya.

Jadi, apakah akan maju lagi jadi calon wali kota?

"Bagaimana ya...." jawabnya.

Anton lahir di Malang. Semua sekolahnya di Malang. Kuliah pun di Malang: di Institut Teknologi Nasional Malang. Jurusan arsitektur.

Anton seorang arsitek. Ketika menjabat wali kota, taman di alun-alun ia benahi. Preman di sekitar itu ia angkat sebagai polisi taman. "Agar mereka punya pekerjaan," katanya. Toh pembangunan taman itu tidak menggunakan uang APBD. Biayanya dari CSR perusahaan.

Anton juga membangun kembali pasar rakyat. Di utara stadion Gajayana Malang. Sebagai arsitek ia tidak mau pasar itu kumuh. Pasar itu pun ia bangun seperti supermarket. "Idenya saya dapat dari pasar di Malaysia," ujar  Anton.

Para preman di sekitar pasar itu pun ia angkat jadi polisi pasar. "Agar mereka punya pekerjaan," katanya.

Seluruh RT dan RW ia naikkan honorariumnya. Marbot masjid ia gaji. Modin kampung, penjaga makam, guru ngaji berhonor semua.

Mereka itulah yang rupanya kangen Goei Hing An. Lalu pasang gambarnya di mana-mana. Abah Anton lagi pusing memikirkannya. (Dahlan Iskan)

Komentar Pilihan Dahlan Iskan di Tulisan Edisi 30 Juni 2023: All Hajjah

Mbah Mars
EMBOEN PAGI: Dia yang terlalu fokus pada urusan orang lain biasanya punya masalah pribadi yang belum terselesaikan.

mzarifin umarzain
Kaji Raokah. Kaji or a weruh makkah. Yg sudah kekuarkan ongkos ibadah chajji, tapi tak jadi diberangkatkan.

Udin Salemo
Anak kecil nyinyir itu sudah sifat alami. Orang tua nyinyir mungkin waktu kecil tidak bahagia. Biasanya orang itu waktu kecil dinyinyirkan oleh orang sekitarnya dalam keluarga. Perilaku yang diterima waktu kecil akhirnya muncul lagi sewaktu umur sudah tua. Ada terapi khusus dari psikolog untuk menyembuhkan penyakit itu. Alam bawah sadar perlu dikelola dengan baik. Kata psikolog Dedy Susanto. Salah satu cara untuk menarik keberuntungan yang lebih besar adalah dengan cara bersyukur. Kata Dedy Susanto. Abah Dis pasti bersyukur lebih banyak daripada saya. Keberuntungan Beliau jauh lebih baik dari inyong. Banyak bersyukur = banyak menarik hal positif. Banyak mengeluh, nyinyir dan sejenis = banyak menarik hal negatif. Uraaaaaaa............

Gianto Kwee
Apakah Wahabi berubah ? Tentu saja tidak ! Yang ada adalah Wahabi "Bertumbuh" untuk selaras dengan pertumbuhan dan kemajuan dunia. Bertumbuh ! dan makin baik !

Amat K.
Wahabi garis kenyalkah? Karena sudah tidak terlalu keras lagi

Jimmy Marta
Di Indonesia kekerabatannya kuat. Ya, itu pasti. Itu bisa dilihat dg rumahnya. Dalam satu pekarangan besar, satu lorong, satu komun dan bahkan satu dukuh isine all kerabat. India?. Mereka juga tidak kurang kuat dalam kekerabatan. Dalam satu rumah besar, bisa terdiri dari bbrp kk. Ada kakek nenek, ibu bapak, anak mantu, keluarga kakak ipar, adik ipar, besan, dan paman bibi. Mereka sepertinya saling bantu. Damai. Namun satu ketika bisa saling campur urusan. Ramai. Hehe...sekilas drambay. Drama bombay.

Mukidi Teguh
Kalau ditarik ke hulu kenapa kebijakan Saudi berubah, titik asalnya adalah "duit". Saudi khawatir kalo minyak bumi habis atau gak dipakai lagi akibat mayoritas mesin tak perlu lagi minyak, negara pertrodolar itu akan jadi fakir lagi. Jadi logika yang dipakai generasi milenialnya yang direpresentasikan oleh MBZ adalah agar tetap punya banyak duit adalah dengan memajukan pariwisata, karena kalo lewat teknologi seperti negara barat ga akan mungkin ke kejar. Tapi kalau kita ingin sedikit berkontemplasi, kenapa negara Saudi dan sekitarnya bisa kaya mendadak, bisa jadi karena mereka sebagai pengejawantahan Al-A'raf 96: Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan ...

Kediri Sport
1. ulama' saudi menyebut mereka sebagai salafi, ada kitabnya, kun salafiyyan 'ala jaddah 2. Yang menyebut wahabi biasanya/sepertinya orang yang di luar mereka dan/atau tidak suka dengan mereka 3. Alwahhab merupakan salah satu nama/sifat Allooh yang mulia, saya pernah mengetahui seorang ulama' yang sangat marah dan memberi peringatan yang sangat keras kepada orang yang menggunakannya untuk keburukan, seperti halnya "nyinyir" kepada kelompok/golongan tertentu 4. Bisa jadi keputusan pembolehan tanpa mahrom merupakan hasil analisa dan kajian panjang serta pengamatan dari kejadian di "lapangan" yang ternyata terjadi praktek kecurangan, sehingga mengambil manfaat yang besar dengan meningggalkan keburukan, atau minimal mengambil keburukan yang lebih kecil Walloohu a'lam bishshowab

Juve Zhang
Sebagai orang yg hidup di kampung, lihat orang naik haji itu, beragam. Ada yg anak cucu nya masih masuk barisan "dhuafa" tapi sang ayah tetap ingin naik haji, maka dijual lah tanah nya yg bagus dan luas dengan harga "sekedar cukup ONH". Kalau lah sabar beberapa tahun tanah nya yg bagus itu bisa harganya sangat bagus, jauh melebihi ONH sehingga naik haji tercapai masih banyak sisa nya buat anak anak nya yg masih miskin. Tapi mengingat daftar , bayar dan berangkat masih lama maka di jual lah tanah nya di harga ONH. Nasi sudah jadi bubur, tanah sudah pindah tangan, anak tetap miskin. tanah strategis tak memberi manfaat.yg untung yg beli tanah itu.

Udin Salemo
#everyday_berpantun

Batusangka balantai batu/

Parak Jua labuah basilang/

Nasib kito alun lah tantu/

Kini susah isuak kok sanang/

Tanang-tanang lauik Sibolga/

Kapa marapek ka muaro/

Basanang hati urang tingga/

Kami bajalan jo untuangnyo/

Babiduak badayuang sampan/

Lah pasai dilamun ombak/

Dima indak ka kuruih badan/

Adiak sayang kandaknyo banyak/

Sejak anakku mulai puasa/

Berbuka suka makan martabak/

Sejak pangeran MBS berkuasa/

Banyak aturan yang dirombak/

Naik tinggi si kapal terbang/

Berangkat menuju Kota Tarakan/

Kalau menyangkut soal uang/

Penafsiran dalil dibelokkan/

Pembangunan IKN sangat pesat/

Dibangun pekerja bersama-sama/

Anda menuduh Wahabi sesat/

Apakah anda seorang ahli agama?

Beny Arifin
Arab ditangan MBS makin sekuler. Tidak mau kalah dengan negara-negara satelitnya seperti UEA, Qatar, Bahrain. Dimulai dari wanita boleh nyetir, datang ke stadion, club dll. Mungkin tak lama lagi kita akan melihat girl band dari arab. Mungkin awalnya syar'i dulu seperti Qasida Ria. Namun bukan tidak mungkin lama lama kayak Black Pink. Indonesia jadi makin galau mau ngiblat kemana kalau Arab makin kesini makin kesana.

Udin Salemo
@Kholifatul Isnaeni Merantau itulah kunci keberhasilan para orang sukses. Rata-rata menjadi perantau adalah pilihan karena keterbatasa sumber daya di kampung halaman. Kaluar dari zona nyaman adalah tantangan. Orang sukses suka tantangan. Abah Dis juga perantau. Ke Kalimantan Timur. Dapat jodoh gadis Banjar. Hidup perantau.

mzarifin umarzain
Kaji Raokah. Kaji or a weruh makkah. Yg sudah kekuarkan ongkos ibadah chajji, tapi tak jadi diberangkatkan.

Kholifatul Isnaeni
Ko JK menyebut nama Alesius Bunawan. Asal Pontianak. Bos Mal Boemi Kedaton (MBK) dan owner Hotel Radisson. Owner Grup Chandra, jaringan supermarket dan department store di Lampung yang tetap bertahan di tengah gempuran Grup Alfamart dan Indomaret. Saya pernah ngobrol dengan beliau dan bercerita tentang perjalanan hidupnya. Menarik. Inspiratif. Bagaimana dia memutuskan merantau dari Pontianak ke Bandar Lampung. Dia mulai dari toserba di Jl Ikan Bawal tahun 1984. Lalu berkembang hingga menjadi besar seperti sekarang. Menariknya adalah Chandra berhasil menahan gempuran bisnis retail raksasa nasional. Selain Chandra, ada dua lainnya yang tetap bertahan: Fitrinov dan Surya, yang punya beberapa mart juga namun tidak sebesar dan sebanyak Chandra. Sekarang Grup Chandra ditangani putranya, Yan Eka Chandra. Akan halnya Hotel Radisson yang disebut Ko JK, itu hotel yang bangunannya menyatu dengan Mal Boemi Kedaton. Tamu hotel tinggal turun ke mal lalu menikmati beragam kuliner. Tiap weekend Jumat-Sabtu-Minggu, resto di mal ini sangat padat, antrinya panjang. Lampung bisa jadi pilihan untuk lokasi pertemuan akhir tahun para perusuh dengan Abah. Banyak tempat wisata. Untuk laut dan pantai, ada Pulau Pahawang, ada Pulau Tegal Mas. Kalau mau pilihan akomodasi yang nyaman, ada listrik dan bisa air panas, serta tidak ada ular, Pulau Tegal Mas tempat paling cocok. Villa dibangun di atas laut. Yang mau datang pakai helikopter juga bisa, ada dua helipad-nya.

Mbah Mars
Oh, Bu Nimas sedang di Mina ya ? Ini perkembangan yang saya ikuti sebagian jamaah akan nafar awal (kembali ke Mekah tanggal 12 Dzulhijah), terutama para lansia dan jamaah risti. Sedangkan yang sehat-sehat melanjutkan mabit di Mina (nafar tsani) hingga besuk (tanggal 13 Dzulhijah). Kebijakan ini tepat sekali terutama untuk mengurangi krodit lalu lintas Mina ke Mekah. Biasanya, tanggal 12 Dzulhijah jalan-jalan dari Mina ke Mekah dipenuhi para pejalan kaki sehingga bus-bus pengangkut jamaah haji tidak bisa bergerak mendekat ke hotel. Akibatnya jamaah haji harus jalan kaki jauh menuju hotelnya. Tahun ini terjadi over capacity. Ketersediaan space tidak sebanding dengan banyaknya jamaah haji yang datang. Akibatnya, terjadi keterlambatan penjemputan jamaah di Muzdalifah, kurangnya tenda buat jamaah, layanan konsumsi yang amburadul dsb. Perlu difahami bahwa semua layanan di Mina, Arafah dan Muzdalifah di bawah kendali dan otoritas pemerintah Saudi. Buat Bu Nimas: Allahummaj'alhu hajjan mabruura wa sa'yan masykuraa wa tijan lan tabuur. Amiin.

Jhelang Annovasho
Membingungkan. Kemarin di peramban Opera gagal login, ganti di chrome bisa. Sekarang di chrome tidak bisa, di Opera bisa login. Pun ternyata setelah kita masuk, hendak keluar, hendak pakai akun satunya, tidak tahu dimana tombol logoutnya. Sudah telanjur pakai akun yang ini. Ya sudah tidak apa-apa, semoga segera diperbaiki. 2 hari ini tak lain penulis membahas tentang kegiatan "berwisata". Pas sekali di musim very-very long weekend ini. Baik wisata sejarah di kedalam laut, maupun wisata religi di kedalaman spriritual. Semua ada kadarnya. Asal jangan berlebihan. Berhaji cukup sekali. Sayapun ingin berhaji tanpa antri. Jadi petugaspun tidak apa-apa, mumpung fisik masih kuat. Supaya saya percaya bahwa haji itu panggilan, siapa yang dipanggil bisa berangkat haji di tahun depan. Sebab sebaik-baiknya wisata adalah yang gratis. Meskipun memang tak ada yang gratis.

bagus queen.m
Harus nya mahram orang yg haram di nikahi yg sebabnya menyentuh tidak membatalkan wudhu,kalo muhrim orang yg ber ihrom sebab sudah niat ihrom haji/umroh dll

Alfi Nur Afifah
Mungkin maksudnya mahram, bukan muhrim ya abah....

Mirza Mirwan
Di bawah, Bung Joni Sutarman minta agar Pak DI membahas (kalau mau) pembakaran al-Quran di depan masjid Stockholm oleh Salwan Momika yang pengungsi dari Irak. Sebenarnya soal itu sudah diberitakan di berbagai portal media utama Indonesia, seperti Kompas, Detik, Tempo, dsb. Hanya saja kurang lengkap, meski soal kenapa polisi membiarkannya juga diberitakan -- itu perintah pengadilan. Rabu itu, di belakang polisi yang berjaga, Salwan Momika (37) mondar-mandir sambil melambai-lambaikan bendera Swedia mengiringi lagu kebangsaan Swedia "Du Gamla, Du Fria" -- Engkau tua, Engkau bebas. Kemudian ia meletakkan daging babi asap (bacon) di atas mushaf al-Quran, lalu menginjaknya. Tak puas dengan hanya itu, Momika lantas menyobek helai demi helai lembaran mushaf itu dan membakarnya. Tentang masjid di mana Momika melecehkan al-Quran di depannya itu adalah Masjid Agung Stockholm atau Stockholm Grand Mosque -- ada juga media yang menyebut Stockholm Central Mosque. Orang sono sendiri menyebutnya Stockholms Stora Moské. Resminya masjid itu bernama Masjid Jamik Zayed bin Sultan al-Nahyan -- seperti masjid di Abu Dhabi, atau di Solo, karena sebagian besar dana pembangunannya memang dari Sultan Zayed, di samping juga donasi perorangan di Stockholm. Hanyasaja arsitektur masjid itu sama sekali tidak seperti masjid dengan nama yang sama di Abu Dhabi dan miniaturnya di Solo. Letak masjid itu di jalan Kappelgränd 10, bersebelahan dengan taman Björns Trädgärd. Batas karakter.

Mbah Mars
Mbah Harun yang berasal dari Madura adalah jamaah haji tertua Iindonesia tahun ini. Sekarang usianya 119 tahun. Kakek kelahiran tahun 1904 itu mendaftar haji saat berusia 113 tahun. Ia mendaftar haji pada tahun 2017. Seandainya berangkat normal ia baru bisa berangkat tahun 2046. Sudah menjadi suratan takdirnya ternyata dalam waktu 5 tahun dari pendaftaran, Mbah Harun bisa berangkat haji tahun ini. Ia masuk kuota manula. Di tempat saya (Jogja) kuota manula diisi kakek-nenek yang usia paling mudanya 85 tahun. Jadi, bila ada di antara para perusuh, pensiunan dan pengangguran yang aktif baca CHD berusia 80 tahun, jangan ragu mendaftar haji. Masa tunggunya hanya sekitar 5 tahun. Itu jika Kemenag tidak merubah aturannya. Oia, Mbah Harun itu masuk kategori haji wahyu. Sawahe wis payu. Bisa haji karena menjual tanah. Haji Wahyu itu saudaranya haji Mansur. Halamannya digusur. Lha kalau yang membimbing Mbah Harun itu Pak Haji Kosasih. Ongkosnya dikasih.

Liam Then
Peras sampai kering. Di Amerika pajaknya begitu besar. Ada video seorang gadis muda, ia coba mereka proses pemajakan pemerintah. Dari gajinya kena pajak, kemudian ia belikan barang ada pajak pembelian, makan di restoran,kena pajak restoran. Uang ini jumlahnya setiap berpindah tangan , menjadi semakin sedikit, karena proses pemajakan yang tidak berhenti. Lucunya lihat mukanya, bengong terperangah, ketika pertama menyadarinya. Ada kepercayaan di Amerika, dari setiap dollar yang tercipta dari hasil cucuran keringat mereka, hanya sekitar 30 sen yang bisa mereka simpan. Sisanya hilang dipotong proses rantai pemajakan pemerintah. Dari sinilah isu utama berkembang, ke dua kubu divisi perpolitikan. Pendukung Partai Demokrat yang percaya pajak itu baik vs Pendukung Partai Republik yang percaya pajak itu tidak baik, harus sedikit mungkin. Kalo di Indonesia ,saya non komen, sudah kelar di pajakin . Mereka rapat tentang anggaran gorden 6 milyar, ruangan kerja meja harga 1.5 milyar , dan miliar-miliar lain. Bansos, Aspal,Semen, Menara besi, bensin, sangu karyawan, komisi kuota impor, kuota ekspor, semua dibiarkan di maen-maenin. Disuap pengusaha jahat mau saja. Habis disuap kasih istri belanja, beli tas mahal foya-foya. Anak pun sekalian dimanja, akibatnya banyak kejadian, sianak jadi bully serasa raja, jadikan anak lain koma. Ada masalah, tiba-tiba semuanya bernama sama, heran saya. Cobalah baca di banyak media , kebanyakan ngaku bernama : "saya Prihatin"

Fiona Handoko
sebuar bar yakin bahwa bartendernya adalah orang terkuat di sekitarnya. mereka menawarkan taruhan $ 1000. bartender akan memeras lemon sampai tetes terakhir ke dalam gelas. dan menyerahkan lemon (yg sudah gepeng) kpd penantang. siapa pun yg dapat memeras 1 tetes lagi dari lemon itu. akan memenangkan uang hadiah. banyak orang telah mencoba. termasuk binaragawan dan pegulat. semua gagal. suatu hari, seorang pria kurus kecil masuk. mengenakan jas dan dasi. dia berkata dengan suara melengking yg menjengkelkan. "saya ingin coba taruhan" bahkan anak anak pun akan tertawa mendengarnya. setelah tawa mereda, bartender menjawab "ok". lalu mengambil lemon, dan memerasnya. dia kemudian menyerahkan sisa lemon yg sudah keriput ke pria kurus kecil itu. tapi tawa seluruh pengunjung bar berubah jadi keheningan total saat pria itu meremat lemon. dan..... 7 tetes air lemon jatuh ke dalam gelas. saat kerumunan bersorak, bartender membayar $ 1000 dan bertanya ke pria kurus kecil itu. "apa pekerjaan mu? penebang pohon, atlit angkat besi, atau apa?" pria kurus kecil itu menjawab "saya pegawai kantor pajak"

imau compo
Salah satu karakter wahabi adalah leterlek, harfiah sebagaimana teksnya. Syariat mahram yg disyariatkan, tegas mereka laksanakan terlepas hanya dengan sebuah (surat?) pernyataan yg disampaikan travel. Sebenarnya, paspor juga sebuah surat pernyataan, bedanya lembaga yg menerbitkan atau yg membuat pernyataan di paspor, Keduanya dapat saja tidak jujur dan keduanya juga tidak dapat mereka verifikasi. Kepercayaan saja. Mereka akan verifikasi kalau memang bisa diversifikasi. Misalnya, kerabat tetangga saya yg sedang umrah saat pandemik covid yg lalu terpilih di-cross check sertifikat covidnya. Darahnya diambil dan tidak ditemukan antibody. Yg bersangkutan langsung dipidana penjara.

Liam Then
Bang Mukidi Teguh dibawah bilang Arab Saudi sedang berbenah, karena ingin melepaskan ketergantungan terhadap minyak. Dipikirkan lagi , kita sedang hidup di masa transisi energi, tentang penggunaan BBM sebagai sumber tenaga kendaraan. Jika semua sudah memakai listrik. Konsumsi BBM tetap akan ada yaitu pemerintah dan perusahaan pembangkit tenaga listrik . Mungkin di masa depan, harga BBM akan menjadi stabil, karena pengaruh penggunaan kendaraan listrik. Kasih 20-an tahunlah, sesuai umur masa pakai kendaraan. Karena mobil BBM sekarang masih terus diproduksi dan dijual. Masa ini mungkin saja bisa menjadi 40 tahun lamanya. Saudi akan tetap jadi negara kaya, energi murah akan tetap aksi andalan mereka , pun bila BBM tak lagi jadi primadona , gurun mereka yang luas dan kering, paling cocok sebagai lokasi pembangkit listrik tenaga surya. Kalo di Indonesia, dengan banyak rumah warga yang atapnya berbentuk limas dan segitiga. Jika PLN mau kreatif, tinggal dipasangin solar panel saja, kemudian sambung ke grid milik PLN, kerjasama dengan masyarakat langsung. Dengan ini PLN bisa sikat target konsumsi BBM pemerintah serendah-rendahnya. Sekaligus cuan dan kuasai sektor panel surya di Indonesia. Panel Surya hemat saya tak boleh kasih swasta maen. Harus PLN yang pegang.

 

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber:

Komentar: 190

  • Aidah Hadyu Makhillah
    Aidah Hadyu Makhillah
  • Nayla Farihatul ummah
    Nayla Farihatul ummah
  • Mohamad Anshori
    Mohamad Anshori
  • Ari Novianto
    Ari Novianto
  • NUR KHARIROH
    NUR KHARIROH
  • ainin khrsm
    ainin khrsm
  • ITA TALIA
    ITA TALIA
  • Zahrota Ika
    Zahrota Ika
  • Hidayatul Rachmahwati
    Hidayatul Rachmahwati
    • Churinia Dewi
      Churinia Dewi
  • Suwaibatul islamiyah
    Suwaibatul islamiyah
    • Sheila Dwi
      Sheila Dwi
  • Xxya Kiyowo
    Xxya Kiyowo
  • Ummu Saidah
    Ummu Saidah
  • mzarifin umarzain
    mzarifin umarzain
    • mzarifin umarzain
      mzarifin umarzain
    • mzarifin umarzain
      mzarifin umarzain
    • mzarifin umarzain
      mzarifin umarzain
    • mzarifin umarzain
      mzarifin umarzain
    • mzarifin umarzain
      mzarifin umarzain
    • mzarifin umarzain
      mzarifin umarzain
  • bitrik sulaiman
    bitrik sulaiman
  • Leong Putu
    Leong Putu
  • Leong Putu
    Leong Putu
  • Leong Putu
    Leong Putu
  • Leong Putu
    Leong Putu
    • Yellow Bean
      Yellow Bean
  • Leong Putu
    Leong Putu
    • Yellow Bean
      Yellow Bean
  • Leong Putu
    Leong Putu
  • Leong Putu
    Leong Putu
  • Leong Putu
    Leong Putu
  • Leong Putu
    Leong Putu
  • Leong Putu
    Leong Putu
    • Yellow Bean
      Yellow Bean
    • Leong Putu
      Leong Putu
  • Pryadi Satriana
    Pryadi Satriana
  • Kang Sabarikhlas
    Kang Sabarikhlas
  • Mak Rambe
    Mak Rambe
    • MULIYANTO KRISTA
      MULIYANTO KRISTA
    • Mak Rambe
      Mak Rambe
    • MULIYANTO KRISTA
      MULIYANTO KRISTA
    • Mak Rambe
      Mak Rambe
  • Liam Then
    Liam Then
  • Liam Then
    Liam Then
    • Liam Then
      Liam Then
    • MULIYANTO KRISTA
      MULIYANTO KRISTA
    • Pryadi Satriana
      Pryadi Satriana
    • Pryadi Satriana
      Pryadi Satriana
    • Liam Then
      Liam Then
    • imau compo
      imau compo
    • Liam Then
      Liam Then
    • Liam Then
      Liam Then
    • Pryadi Satriana
      Pryadi Satriana
    • Pryadi Satriana
      Pryadi Satriana
    • Pryadi Satriana
      Pryadi Satriana
  • Waris Muljono
    Waris Muljono
  • Mak Rambe
    Mak Rambe
  • Mak Rambe
    Mak Rambe
  • Mak Rambe
    Mak Rambe
  • Raphael Kurniasandy
    Raphael Kurniasandy
  • Jokosp Sp
    Jokosp Sp
    • MULIYANTO KRISTA
      MULIYANTO KRISTA
  • Liam Then
    Liam Then
    • Liam Then
      Liam Then
    • Liam Then
      Liam Then
    • MULIYANTO KRISTA
      MULIYANTO KRISTA
    • Liam Then
      Liam Then
    • MULIYANTO KRISTA
      MULIYANTO KRISTA
  • Liam Then
    Liam Then
  • Fatuz Zahro
    Fatuz Zahro
  • Pryadi Satriana
    Pryadi Satriana
    • Liam Then
      Liam Then
    • Liam Then
      Liam Then
    • Pryadi Satriana
      Pryadi Satriana
    • Liam Then
      Liam Then
    • Liam Then
      Liam Then
    • Liam Then
      Liam Then
    • Pryadi Satriana
      Pryadi Satriana
  • Pryadi Satriana
    Pryadi Satriana
  • Pryadi Satriana
    Pryadi Satriana
  • Johannes Kitono
    Johannes Kitono
    • Liam Then
      Liam Then
    • Johannes Kitono
      Johannes Kitono
  • Naila Rizkiyah
    Naila Rizkiyah
    • Otong Sutisna
      Otong Sutisna
    • Leong Putu
      Leong Putu
    • Otong Sutisna
      Otong Sutisna
  • Pryadi Satriana
    Pryadi Satriana
  • Leong Putu
    Leong Putu
    • MULIYANTO KRISTA
      MULIYANTO KRISTA
    • Leong Putu
      Leong Putu
    • MULIYANTO KRISTA
      MULIYANTO KRISTA
    • Leong Putu
      Leong Putu
    • MULIYANTO KRISTA
      MULIYANTO KRISTA
    • suhartono suhartono
      suhartono suhartono
    • Leong Putu
      Leong Putu
    • Leong Putu
      Leong Putu
    • Yusuf Ridho
      Yusuf Ridho
    • Leong Putu
      Leong Putu
  • Pryadi Satriana
    Pryadi Satriana
  • Udin Salemo
    Udin Salemo
    • MULIYANTO KRISTA
      MULIYANTO KRISTA
    • Udin Salemo
      Udin Salemo
  • Pryadi Satriana
    Pryadi Satriana
  • Leong Putu
    Leong Putu
    • MULIYANTO KRISTA
      MULIYANTO KRISTA
    • Udin Salemo
      Udin Salemo
    • Leong Putu
      Leong Putu
    • MULIYANTO KRISTA
      MULIYANTO KRISTA
    • Leong Putu
      Leong Putu
    • Liam Then
      Liam Then
    • Leong Putu
      Leong Putu
  • Fiona Handoko
    Fiona Handoko
    • Leong Putu
      Leong Putu
    • Fiona Handoko
      Fiona Handoko
    • Fiona Handoko
      Fiona Handoko
    • Gianto Kwee
      Gianto Kwee
    • Leong Putu
      Leong Putu
  • Alfi Nur Afifah
    Alfi Nur Afifah
  • Pryadi Satriana
    Pryadi Satriana
    • Fiona Handoko
      Fiona Handoko
    • Pryadi Satriana
      Pryadi Satriana
    • Johan
      Johan
    • Pryadi Satriana
      Pryadi Satriana
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
    • Jimmy Marta
      Jimmy Marta
  • Jimmy Marta
    Jimmy Marta
    • Juve Zhang
      Juve Zhang
    • mzarifin umarzain
      mzarifin umarzain
    • Jimmy Marta
      Jimmy Marta
    • Fiona Handoko
      Fiona Handoko
  • Pryadi Satriana
    Pryadi Satriana
    • mzarifin umarzain
      mzarifin umarzain
    • Johan
      Johan
  • Yellow Bean
    Yellow Bean
    • Kholifatul Isnaeni
      Kholifatul Isnaeni
    • Yusuf Ridho
      Yusuf Ridho
    • Yellow Bean
      Yellow Bean
  • Yellow Bean
    Yellow Bean
  • Mirza Mirwan
    Mirza Mirwan
    • Jimmy Marta
      Jimmy Marta
    • Mirza Mirwan
      Mirza Mirwan
  • Pryadi Satriana
    Pryadi Satriana
    • Pryadi Satriana
      Pryadi Satriana
    • Fiona Handoko
      Fiona Handoko
    • Pryadi Satriana
      Pryadi Satriana
    • Pryadi Satriana
      Pryadi Satriana
    • Fiona Handoko
      Fiona Handoko
  • Pryadi Satriana
    Pryadi Satriana
  • Leong Putu
    Leong Putu
    • MULIYANTO KRISTA
      MULIYANTO KRISTA
    • Chei Samen
      Chei Samen
    • Chei Samen
      Chei Samen
    • Yellow Bean
      Yellow Bean
    • Leong Putu
      Leong Putu
  • Mirza Mirwan
    Mirza Mirwan
    • MULIYANTO KRISTA
      MULIYANTO KRISTA
    • Mirza Mirwan
      Mirza Mirwan
    • Lensa Glori
      Lensa Glori
    • Jimmy Marta
      Jimmy Marta
  • Lensa Glori
    Lensa Glori
    • mzarifin umarzain
      mzarifin umarzain
  • bagus aryo sutikno
    bagus aryo sutikno
    • MULIYANTO KRISTA
      MULIYANTO KRISTA
  • Leong Putu
    Leong Putu
    • MULIYANTO KRISTA
      MULIYANTO KRISTA
    • Leong Putu
      Leong Putu
  • Leong Putu
    Leong Putu
    • bagus aryo sutikno
      bagus aryo sutikno
    • bagus aryo sutikno
      bagus aryo sutikno
    • Leong Putu
      Leong Putu
  • Mukidi Teguh
    Mukidi Teguh
    • Yusuf Ridho
      Yusuf Ridho
  • didik sudjarwo
    didik sudjarwo
  • alasroban
    alasroban
  • Johannes Kitono
    Johannes Kitono
    • Samsul Arifin
      Samsul Arifin
  • mzarifin umarzain
    mzarifin umarzain
    • mzarifin umarzain
      mzarifin umarzain
    • mzarifin umarzain
      mzarifin umarzain
  • Kang Sabarikhlas
    Kang Sabarikhlas
  • bitrik sulaiman
    bitrik sulaiman
  • MULIYANTO KRISTA
    MULIYANTO KRISTA
    • Riyono ,SKP
      Riyono ,SKP
    • Leong Putu
      Leong Putu
  • Gianto Kwee
    Gianto Kwee
    • Gianto Kwee
      Gianto Kwee
    • Leong Putu
      Leong Putu