Mitos Satu Suro Bagi Orang Jawa, Apa Alasan Tidak Boleh Keluar Malam?

Mitos Satu Suro Bagi Orang Jawa, Apa Alasan Tidak Boleh Keluar Malam?

ilustrasi Bulan --Twitter

Bagi yang mempercayai mitos ini, malam satu Suro dianggap seluruh mahluk goib akan berkeliaran di muka bumi saat malam pergantian tahun.

Agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti diganggu mahluk halus misalnya, orang-orang harus menghindari keluar rumah saat tengah malam.

Mitos demikian sejatinya malah bertentangan dengan adat istiadat keraton Jawa.

Malam Satu Suro, Keraton Surakarta dan Yogyakarta malah menggelar kirab malam 1 Suro.

Di Keraton Solo, pada malam satu Suro menggelar tradisi tirakat. Di dalamnya, ada tradisi kirab 4 kerbau bule atau dikenal sebagai "Cucuk Lampah" mengiringi 9 pusaka keliling kota.

BACA JUGA:Wiwid Sopir Perempuan PO MTI Jadikan Rian Mahendra Rindu Sosok Bu Yayuk, Punya Rekam Jejak Panjang

BACA JUGA:Wisata Curug Bogor 2023 Wajib Dikunjungi saat Liburan Sekolah

Sedangkan di Keraton Yogyarakarta pada malam Satu Suro mengadakan Topo Bisu Lampah Mubeng Benteng Keraton Ngayogyakarta.

Tradisi tersebut dilakukan dengan mengelilingi area sekitar keraton tanpa berbicara sepatah katapun.

Ritual yang digelar sejak zaman Sri Sultan Hamengku Buwono II itu, diawali dengan lantunan tembang macapat oleh para abdi dalem yang berisi juga doa-doa serta harapan.

Dengan demikian, mitos malam Satu Suro dilarang keluar rumah tersebut merupakan semacam ajakan agar memanfaatkan momen pergantian tahun lebih baik dengan tidak keluar rumah sembarang tanpa tujuan yang bermanfaat.

Lebih baik gunakan malam yang keramat ini untuk instrospeksi, berdoa dan meneguhkan harapan pada tahun baru yang akan dilalui. 

Selain mitos itu, malam satu Suro juga ada tradisi Jawa yang melarang membakar sampah atau membuang barang-barang yang tidak terpakai.

BACA JUGA:Tradisi Ngagurah Dano Desa Wisata Cikolelet di Banten Digelar Agustus

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: