Dari Tradisi ke Standar Industri Obat Herbal Global : WHO-IRCH Apresiasi Ekosistem Jahe Merah Bintang Toedjoe
dr. Inggrid Tania, Ketua Perkumpulan Dokter Pengembangan Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI) juga menyatakan hal ribuan tumbuhan sudah dimanfaatkan sebagai pengobatan herbal sejak zaman nenek moyang.-dok disway-
JAKARTA, DISWAY.ID - Kunjungan WHO–International Regulatory Cooperation for Herbal Medicines (IRCH) meninjau inovasi dan teknologi pengolahan herbal di PT Bintang Toedjoe pekan lalu bermakna lebih dari sekadar meninjau performa usaha sebuah produsen farmasi herbal, namun juga pengakuan bagi Indonesia sebagai salah satu produsen obat herbal dengan keanekaragaman hayati tertinggi di dunia.
Tidak mengherankan jika Indonesia dipandang memiliki potensi besar dalam bidang pengobatan alami.
Dengan pengetahuan lokal turun temurun yang disempurnakan melalui penelitian ilmiah serta pembentukan ekosistem yang memadai, Indonesia bisa jadi pemain kunci dalam pengembangan obat herbal modern di dunia.
Hal ini bisa dimulai dari memaksimalkan salah satu herba asli Indonesia, jahe merah.
BACA JUGA:Cek Rundown Konser BLACKPINK ''DEADLINE' Jakarta 2025, Open Gate Pukul 11.00 WIB
BACA JUGA:XTB Resmi Hadir di Indonesia, Membuka Akses Investasi Global bagi Investor Lokal
Menanggapi hal ini, dalam sebuah siniar yang ditayangkan di YouTube, dr. Inggrid Tania, Ketua Perkumpulan Dokter Pengembangan Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI) juga menyatakan hal ribuan tumbuhan sudah dimanfaatkan sebagai pengobatan herbal sejak zaman nenek moyang.
"Di Indonesia, kita sudah punya farmakope herbal untuk standarisasi produk herba. Ini menunjukkan kita memiliki pengetahuan mendalam terkait proses dan khasiat berbagai tumbuhan untuk pengobatan dan kesehatan. Salah satunya jahe merah yang banyak jadi pilihan orang, apalagi ketika pandemi COVID-19 lalu,” jelas dokter Inggrid.
Jahe merah memang salah satu herba asli Indonesia yang sudah dimanfaatkan sejak lama.
Tanaman rimpang berwarna merah gelap ini sudah jadi pengobatan tradisional oleh berbagai masyarakat adat, seperti suku Jawa, Tolitoli, Banjar, Madura, Batak, Dayak, Bugis, dan Sunda untuk kekebalan dan vitalitas tubuh.
Siapa sangka kini penelitian modern ternyata membenarkan pengetahuan lokal ini.
BACA JUGA:Cek Prakiraan Cuaca Jakarta Hari ini Sabtu, 1 November 2025, Bawa Jas Hujan dan Payung!
Dengan kandungan gingerol, shogaol, dan zingerone yang tinggi, jahe merah bersifat anti-inflamasi, antioksidan, antiemetik (mengurangi rasa mual), antibakteri, dan antidiabetes.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: