Protes Warga Muaro Jambi Soal Penyerobotan Lahan Berujung Ricuh dengan Polisi, YLBHI: Warga Diintimidasi

"Polisi selalu jadi alat Negara yang digunakan untuk mengintimadi warganya," tulis akun tersebut.

BACA JUGA:Tingkatkan Edukator Guru Dalam Ilmu Teknologi, PT. Joindo Eka Handal Gelar UNICAMP 2023

Unggahan tersebut pun viral menuai ragam reaksi publik di Twitter.

"Coba cek aja bener gak itu perusaahaan lahannya udah sesuai dengan izin SHGU nya. Setau gue emang rata-rata perusahaan nyolong-nyolong lahan yang bukan haknya, kalo berani coba pemerintah buka-bukaan data pertanahan nasional yang ada di BPN," tulis akun @gereh***.

"Rakyat bersatulah, apalah mereka ini, makan gaji dari rakyat, giliran beginian pro ke pengusaha," tulis akun @rijal***.

"Gimana rakyat gamakin sentimen dah liat polisi secara citra gitu-gitu mulu," tulis akun @wildan***.

BACA JUGA:Penelitian: 'Kabut Otak' Akibat Covid Sama Buruknya dengan Penuaan 10 Tahun!

"Ya Allah... Mengapa kembali lagi seperti ini. Kasihan Pak Listyo Sigit," tulis akun @hamba***.

Represifitas polisi pada warga terjadi lagi.

Kali ini, Masyarakat Dusun Pematang Bedaro, Desa Teluk Rasa, Kecamatan Kumpeh Ulu, Muaro Jambi, Jambi, mendapatkan kekerasan dan intimidasi dari pihak kepolisian karena perjuangannya atas tanah mereka. pic.twitter.com/JjoCQ43GNv — YayasanLBHIndonesia (@YLBHI) July 21, 2023

"Konflik lahan tahun 1998 itu perihal hak milik lahan perkebunan dulu dimiliki negara akhirnya diambil alih secara paksa saat krismon. Caranya penyelesaian harus lewat pengadilan," tulis akun @yudhis***.

Sumber: