Dukung Literasi Finansial, Diskusi Indonesian Financial Literacy Conference Diadakan
Dalam rangka mendukung perkembangan literasi finansial dan inklusi di Indonesia, Warta Ekonomi membuat program Indonesian Financial Literacy Conference 2023.-Istimewa/Rafi Adhi Pratama-
JAKARTA, DISWAY.ID - Dalam rangka mendukung perkembangan literasi finansial dan inklusi di Indonesia, Warta Ekonomi membuat program Indonesian Financial Literacy Conference 2023.
Acara dengan tema 'Digital Financial Literacy and Digital Financial Inclusion: Core in Achieving Financial Resilience' dikelola oleh Quadrant1 Komunika dan didukung oleh Pertamina, Pemodalan Nasional Madani (PNM), Telkom Indonesia, dan Pegadaian.
Hadir langsung Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika (Dirjen Aptika Kemenkominfo), Semuel Abrijani Pangerapan, Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Perlindungan Konsumen Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Friderica Widyasari Dewi sebagai pembicara utama dan Deputi Gubernur Bank Indonesia, Juda Agung.
CEO Warta Ekonomi dan Co-Founder Center for Financial and Digital Literacy (CFDL), Muhamad Ihsan mengatakan soal penemuan Bank Indonesia (BI) terkait penggunaan uang digital dan dalam waktu dekat BI akan meluncurkan Central Bank Digital Currency (CDBC).
“Sebuah penelitian mengatakan bahwa akibat dari artificial intelligence (AI), kelompok ekonomi yang paling atas akan makin sangat kaya, sementara yang paling bawah akan sangat miskin,” katanya kepada awak media, ditulis Jumat 28 Juli 2023.
“Secara saintifik, masa depan anak-anak kita sudah bisa dipetakan, kita sudah bisa membuat manusia unggul. Ke depan, yang kaya makin pintar akan tetap ke atas, sementara yang kekurangan ilmu dan kekurangan uang akan ke bawah,” tambahnya.
BACA JUGA:3.490 Kasus Senilai Rp 25.85 Triliun Dalam Tata Kelola Keuangan Negara Ditemukan BPK
Sementara Dirjen Aptika Kemenkominfo, Semuel Abrijani Pangerapan menyebut literasi digital akan membantu ke sebuah perubahan.
Diterangkannya, dari segi lanskap ekonomi digital, saat ini terdapat 215,6 juta pengguna internet di Indonesia dan terdapat 43% perilaku membeli produk atau layanan sebanyak 1-3 kali per bulan.
“Pada tahun 2022, ada US$7,7 miliar, negara kita keriting dengan aktivitas ekonomi yang besar di ruang digital dan mereka minimal membeli produk itu, minimal satu sampai tiga kali sebulan sekali. Ini terhitung pesat saat pandemi,” terangnya.
“Literasi digital, ini adalah suatu pekerjaan yang berkelanjutan. Karena selalu akan ada inovasi-inovasi, teknologi baru yang perlu diberi pemaham an ke masyarakat,” tambahnya.
Sedangkan Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Perlindungan Konsumen Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Friderica Widyasari Dewi (Kiki) menuturkan sebanyak 70,72% penduduk Indonesia adalah usia produktif. Dalam hal ini, perkembangan ekonomi digital Indonesia didukung penetrasi internet yang tinggi.
“Artinya masih ada gap antara orang yang menggunakan produk dan layanan jasa keuangan tapi sebenarnya belum terlalu terliterasi dengan produk dan jasa keuangan yang digunakan,” tuturnya.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: