Sektor Pertanian Terancam El Nino, Pemerintah Siapkan Rp8 Triliun untuk Program Pangan
Potret ladang warga yang terdampak kekeringan di Kabupaten Puncak, Provinsi Papua-BNPB-
JAKARTA, DISWAY.ID - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat, sebanyak 63% wilayah di Indonesia telah terdampak cuaca ektrem kemarau panjang atau El Nino.
BMKG memprediksi, El Nino tahun ini akan lebih kering dari El Nino yang terjadi di tahun 2019 lalu.
Bisanya, El Nino kerap mengahantui sektor pertanian lantaran susahnya sistem pengairan yang didapat ketika sungai banyak yang mengering.
Lantas, bagaimana untuk mengantispasi kerugian di sektor pertanian selama El Nino?
BACA JUGA:Tanggap Darurat Papua Diperpanjang 2 Minggu, Kekeringan dan Kelaparan Meluas Akibat Cuaca Dingin
Menteri Pedagangan Zulkifli Hasan (Zulhas) memastikan, bahwa pemerintah tengah menyiapkan anggaran sebanyak Rp 8 triliun dalam menghadapi dampak El-Nino.
Menurutnya, El Nino diprediksi akan menurunkan produksi pertanian dan menaikkan beberapa komoditas pangan.
"Jadi Oktober - Desember akan ada Rp 8 triliun bantuan untuk bahan pokok," kata Zulhas di kantornya, dikutip Kamis 3 Juli 2023.
Meski Indonesia tengah menghadapi El Nino, sejumlah harga komoditas saat ini terpantau stok mencukupi dan harganya stabil.
"Stabil, yang tinggi itu telur Rp 30.000/kg tapi kan pemerintah akan menggelontorkan bantuan pangan mulai Oktober," ujarnya.
BACA JUGA:Pemprov DKI Jakarta tak Tahu Menahu Kabel Optik di Jalan Pangeran Antasari yang Jerat Sultan Rif`at
Sementara itu, Kepala Pusat Informasi Perubahan Iklim BMKG A Fachri Radjab mengatakan BMKG telah membuat zona musim guna menghadapi El Nino.
Dalam hal ini, BMKG mengkategorikan zona musim ini ada 669 zona.
"Sudah ada 63% dari 669 zona ini sudah masuk musim kemarau. Artinya sebanyak 63% kita sudah terdampak langsung El Nino," kata Fachri.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: