Kredit Mikro Tumbuh 11,41%, BRI Makin Tangguh, Cetak Laba Rp29,56 Triliun

Kredit Mikro Tumbuh 11,41%, BRI Makin Tangguh, Cetak Laba Rp29,56 Triliun

Direktur Utama BRI Sunarso saat pemaparan Kinerja Keuangan BRI Triwulan II 2023.-ist-

Hal ini membuat Credit Cost BRI menurun, dari semulai 3,11% pada Triwulan II 2022 menjadi 2,26% pada Triwulan II 2023.

“Keberhasilan BRI me-manage NPL juga diimbangi dengan pencadangan yang memadai, dimana hingga akhir Triwulan II 2023 tercatat NPL Coverage BRI sebesar 248,54%”, tambah Sunarso.

BACA JUGA:Indeks Bisnis UMKM BRI: Ekspansi Bisnis UMKM Terus Meningkat dan Tetap Optimis

Pertumbuhan Berkelanjutan Didukung Penghimpunan CASA dan Efisiensi 

Sementara itu, dari sisi penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK), BRI mencatatkan total DPK senilai Rp1.245,12 triliun.

Penopang utama pertumbuhan DPK BRI bersumber pada dana murah (CASA) yang tercatat tumbuh 10,13% yoy menjadi Rp815,42 triliun.

Porsi CASA (Giro dan Tabungan) BRI pun terus meningkat, dari semulai 65,12% pada Triwulan II 2022 menjadi 65,49% pada Triwulan II 2023.

“BRI memiliki 2 strategi utama untuk mendorong penghimpunan CASA ke depan, yakni fokus pada retensi dan akuisisi. Untuk retensi, strategi BRI akan difokuskan pada transaksi digital, mengoptimalkan value chain nasabah wholesale, serta menggunakan big data untuk memaksimalkan peluang dari nasabah. Sedangkan untuk akuisisi, BRI akan menargetkan ekosistem bisnis serta merchant”, urai Sunarso.

Dari sisi operasional, business process reengineering yang dilakukan mampu meningkatkan efisiensi dalam operasional bisnis BRI. Hal tersebut tercermin dari rasio BOPO dan CIR yang tercatat membaik dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.

BACA JUGA:Hadapi Tantangan Ekonomi Global, BRI Ungkap Pentingnya Risk Awareness Bagi Bankir

Rasio BOPO (Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional) membaik dari semula 69,56% menjadi 67,71% dan CIR (Cost to Income Ratio) membaik dari semula 44,30% menjadi 41,79%

“Rasio efisiensi BRI yang terus membaik tak lepas dari transformasi digital yang terus dijalankan. BRI sendiri terus mengembangkan area digital melalui 3 fokus yakni Digitizing Core, Digital Ecosystem serta New Digital Proposition. Dan transformasi digital yang dilakukan oleh BRI tidak hanya memberikan dampak dari sisi efisiensi namun juga memberikan dampak signifikan terhadap pencapaian fee-based income perseroan. Dimana fee-based income konsolidasian BRI tercatat tumbuh 9,14% yoy menjadi senilai Rp10,22 triliun”, imbuh Sunarso. 

Hingga akhir Triwulan II 2023 likuiditas dan permodalan BRI pun berada di level yang memadai. Hal tersebut tercermin dari rasio LDR (Loan to Deposit Ratio) Bank sebesar 87,26% dengan CAR (Capital Adequacy Ratio) sebesar 26,65%.

“Ditopang oleh likuiditas yang memadai dan permodalan yang kuat tersebut, BRI optimistis akan mampu mendorong menggerakkan perekonomian nasional melalui pembiayaan dan pemberdayaan UMKM,” tambah Sunarso.

BACA JUGA:Dihadiri 10 Ribu Nasabah, Pesta Rakyat Simpedes BRI Hadirkan 150 UMKM Unggulan Jawa Timur

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads