Fanatisme Musuh Pertama Kali Islam
KH Imam Jazuli Lc--
Setelah kekuatan Fatimiyah melemah akibat konflik saudara beda Mazhab Teologis ini, bangsa Eropa melalui gerakan Perang Salib mencaplok Palestina pertama kali di tahun 1095 M. Jadi, fanatisme yang tumbuh subur di internal umat muslim adalah alasan kehancuran marwah sekaligus kekuatan Islam di hadapan musuh eksternal.
Fanatisme Kontemporer
Ternyata bukan hanya orang Arab, orang-orang muslim Nusantara juga terjangkiti virus fanatisme. Hanya saja, bukan lagi fanatisme kesukuan melainkan fanatisme keagamaan.
Dimulai sejak Mataram Islam, di mana konflik kaum puritan (putihan) melawan muslim kejawen (abangan), sampai muncul peristiwa pembantaian kaum santri di tahun 1647-1648 M pada era Amangkurat I.
Begitu pun di Sumatera, Perang Paderi tahun 1803 M, mempertontonkan umat muslim puritan melawan muslim tradisional, yang dianggap sebagai pelaku bid'ah dan khurafat.
Seakan-akan tidak mau belajar pada sejarah, fanatisme yang hampir sama dirawat hingga abad 21. Berapa banyak konflik berbasis fanatisme keormasan yang kita saksikan.
Walaupun sesama umat muslim di Nusantara, tetapi karena berbeda organisasi kemasyarakatan saja, mereka menggelar konflik berdarah. Fanatisme selalu menemukan caranya sendiri untuk terus hidup memprodak-porandakan keutuhan umat Islam, baik atas alasan ekonomi, politik, keagamaan, maupun ormas. (*)
*) Penulis adalah Alumni Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri; Alumni Universitas Al-Azhar, Mesir, Dept. Theology and Philosophy; Alumni Universiti Kebangsaan Malaysia, Dept. Politic and Strategy; Alumni Universiti Malaya, Dept. International Strategic and Defence Studies; Pengasuh Pondok Pesantren Bina Insan Mulia, Cirebon; Wakil Ketua Pimpinan Pusat Rabithah Ma’ahid Islamiyah (Asosiasi Pondok Pesantren se-Indonesia); Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Periode 2010-2015.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: