Pengakuan Perawat Warga Amerika di RS Indonesia Gaza: Hati Saya di Gaza

Pengakuan Perawat Warga Amerika di RS Indonesia Gaza: Hati Saya di Gaza

Rumah sakit (RS) Indonesia terletak di Utara Gaza. Wilayah ini konflik Israel-Hamas terbesar di Gaza-tangkapn layar X@LiddyChoco-

JAKARTA, DISWAY. ID – Salah satu perawat warga Amerika di RS Indoensia Gaza mengungkapkan pengalamannya sebelum mengungsi.

Dalam pengakuan perawat warga Amerika di RS Indonesia Gaza mengatakan bahwa dirinya akan kembali ke rumah sakit dan Gaza.

Perawat warga negara Amerika yang bernama Emily ‘Cali’ Callahan mengatakan bahwa dirinya sulit untuk menjawab setiap orang yang menanyakan bagaimana perasaannya saat ini.

Emily mengungkapkan bagaimana menyedihkannya kondisi warga Gaza yang tinggal di pengungsian.

BACA JUGA:Saldi Isra Ungkap Proses Pemilihan Ketua MK: 7 Hakim Konstitusi Meninggalkan Ruangan, Tinggal Saya dan Pak Suhartoyo

BACA JUGA:Terpilih Jadi Ketua MK Baru, Suhartoyo Segera Ucapkan Sumpah Jabatan

“Disana ada 50.000 pengungsi yang hidup tanpa aliran air dan hanya terdapat 4 kamar mandi, bahkan mereka hanya mendapatkan jatah 2 jam aliran air,” jelas Emily.

Selain itu Emily juga mengatkan bahwa saat terjadinya serangan dari Israel para korban yang datang penuh dengan luka bakar, bahkan mereka berjalan bolak-balik di rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan.

Para orang tua berdatangan dengan mengendong anaknya yang penuh luka sembari memohon untuk menolong anak mereka.

Emily mengatakan bahwa salah satu alasan dirinya mengungsi karena pekerja rumah sakit telah mulai mendapatkan perlakukan kasar.

BACA JUGA:Indikator Aki Menyala pada Motor Tanda Apa? Jangan Panik, Begini Cara Mengatasinya!

BACA JUGA:NCW Angkat Bicara Atas Perlawanan Anwar Usman Pasca Dipecat Sebagai Ketua MK: Tidak Menggunakan Akal Sehatnya

Bahkan banyak korban yang mulai mencurigain warga asing yang dianggap sebagai mata-mata dan berpura-pura menjadi warga Arab.

Akan tetapi Emily mengerti dengan apa yang terjadi pada warga sehingga mulai mencurigai warga asing terutama Amerika yang bekerja di Gaza.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: