Membela Palestina: Anti-Semit dan Pro-Hemit

Membela Palestina: Anti-Semit dan Pro-Hemit

KH Imam Jazuli Lc--

Mitos Tanah yang Dijanjikan

Alkitab adalah saksi mata bahwa kelaparan dan kemiskinan melanda berkali-kali sejak zaman Abraham sampai zaman Ishak. Sebaliknya, para keturunan Ham di Gaza, Gerar, atau Bangsa Filistin pada umumnya hidup makmur.

Dalam tekanan ekonomi dan psikologis semacam itu, maka sudah pasti orang-orang keturunan Sem yang hidup nomaden mencita-citakan negara yang makmur sejahtera yang sudah dimiliki oleh orang-orang keturunan Ham.

Tanah yang dijanjikan sebenarnya hanyalah mitos, yang dipakai untuk menghibur sebuah bangsa yang nomaden dan dilanda kelaparan dan kemiskinan. Sebab, mustahil Tuhan melegitimasi tindakan kriminal, datang ke negeri orang sebagai imigran dan pencari pekerjaan lalu merampok tanah pribumi.

Irasionalitas legitimasi tanah yang dijanjikan bisa dilihat dalam sejarah orang Yahudi abad 18 sampai 20 Masehi. Orang-orang Yahudi adalah gelandangan di Eropa, yang hanya menjadi pengacau baik di wilayah Rusia maupun Jerman. 

Sebagai bangsa yang terusir dari Eropa, mereka kembali menghidupkan mitos lama tentang tanah yang dijanjikan. Untung punya untung, Inggris dan Amerika berhasil menghancurkan Nazi Jerman, sehingga bangsa Yahudi bisa diantar ke tanah yang mereka imajinasikan. 

Bukan saja Yahudi Zionis Abad Modern yang merampok tanah bangsa Filistin dari keturunan Ham. Leluhur mereka sejak zaman Alkitab sudah berupaya untuk merebut tanah milik bangsa Filistin, keturunan Ham. Ini adalah konflik keturunan Nuh as. (*)

*) Penulis adalah Alumni Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri; Alumni Universitas Al-Azhar, Mesir, Dept. Theology and Philosophy; Alumni Universiti Kebangsaan Malaysia, Dept. Politic and Strategy; Alumni Universiti Malaya, Dept. International Strategic and Defence Studies; Pengasuh Pondok Pesantren Bina Insan Mulia, Cirebon; Wakil Ketua Pimpinan Pusat Rabithah Ma’ahid Islamiyah (Asosiasi Pondok Pesantren se-Indonesia); Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Periode 2010-2015.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: