BRICS Mengutuk Agresi Israel di Gaza Sebagai Isyarat Kepada Barat

BRICS Mengutuk Agresi Israel di Gaza Sebagai Isyarat Kepada Barat

Antisipasi kemenangan Trump dengan peluang dari BRICS-Screenshot/X-

BRICS menyoroti seruan yang semakin meningkat dari negara-negara Selatan untuk mengakhiri perang di Jalur Gaza

Konflik tersebut dimulai setelah serangan pada tanggal 7 Oktober terhadap komunitas Israel oleh kelompok bersenjata Hamas yang menyebabkan 1.200 orang terbunuh dan 240 lainnya disandera. 

BACA JUGA:Rumah Sakit Indonesia Diserang, Pemerintah Bisa Tuntut Israel ke Mahkamah Pidana Internasional

BACA JUGA:Prabowo Subianto Terima Penghargaan Militer Tertinggi dari Pemerintah Singapura

Sebagai tanggapan, Israel terus-menerus menembaki Gaza, menargetkan rumah sakit, sekolah dan kamp pengungsi dan membunuh lebih dari 13.000 orang, banyak dari mereka adalah anak-anak, yang melanggar hukum internasional.

Sejak itu, jutaan orang di Afrika, Asia dan Timur Tengah melakukan demonstrasi untuk kemerdekaan Palestina Merdeka dan menyerukan gencatan senjata. 

Para ahli di Afrika dan negara lain menuduh Amerika Serikat, Inggris, dan Uni Eropa munafik karena mengklaim sebagai benteng demokrasi dan hak asasi manusia sambil mendukung perang Israel di Gaza.

Sementara itu Presiden Ramaphosa dari Afrika Selatan, mengatakan bahwa tindakan Israel jelas melanggar hukum internasional dan bahwa hukuman kolektif terhadap warga sipil Palestina oleh Israel adalah kejahatan perang yang sama saja untuk melakukan genosida. 

BACA JUGA:Netanyahu Setujui Gencatan Senjata 4-5 Hari, 50 Sandera Israel Akan Dibebaskan Hamas

BACA JUGA:Indonesia Bersama OKI dan Liga Arab Minta DK PBB Keluarkan Resolusi Untuk Atasi Konflik Palestina

Ramaphosa juga mengatakan bahwa Hamas juga telah melanggar hukum internasional dan harus bertanggung jawab.

Afrika Selatan telah lama menjadi pendukung vokal perjuangan Palestina, dan partai berkuasa Kongres Nasional Afrika (ANC) sering mengaitkan hal ini dengan perjuangannya melawan apartheid.

Awal bulan ini, Ramaphosa menarik semua diplomatnya dari Israel dan pekan lalu

Ramaphosa  bergabung dengan empat negara lain dalam menyerukan penyelidikan Pengadilan Kriminal Internasional atas konflik tersebut.

Banyak negara anggota, termasuk Rusia dan Brasil, sebelumnya mengkritik pemboman tanpa henti yang dilakukan Israel dan kini melakukan invasi darat ke Jalur Gaza. 

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads