Eksplorasi Nikel Tak Semanis Kata Gibran, Jatam: Warga Terdampak dan Lingkungan Kita Rusak

Eksplorasi Nikel Tak Semanis Kata Gibran, Jatam: Warga Terdampak dan Lingkungan Kita Rusak

Menurut keterangan Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin, Setia Diarta, keputusan ekspor konsentrat tembaga dan lumpur anoda akan resmi dilarang merupakan upaya untuk terus mendorong hilirisasi leb-tangkapan layar youtube@Watchdoc Documentary-

JAKARTA, DISWAY. ID – Berkembangan kendaraan listrik membuat nikel menjadi salah satu komuniti incaran oleh pelaku industry.

Pasalnya nikel merupakan salah satu bahan baku dalam memproduksi baterai kendaraan listrik, di mana Indonesia menjadi negara dengan cadangan terbanyak.

Akan tetapi eksplorasi nikel tidak semanis kata Gibran Karabuming Raka yang mengatakan jika kita mempunyai posisi tawar yang kuat karena pasokan yang melimpah.

Program hilirisasi nikel ternyata berdampak pada masyarakat sekitar yang menanggung kerugian dan rusaknya lingkungan.

BACA JUGA:Kutukan Periode Kedua Dibeberkan Tom Lembong: Waktunya Menguangkan Kekuasaan

BACA JUGA:Keterlibatan Keluarga Jokowi, Luhut dan Bahlil di Tambang Dibongkar Jatam

Salah satunya yang terjadi di Wawonii Provinsi Sulawesi Tenggara, di mana ekplorasi dilakukan oleh PT Gema Kreasi Perdana dengan luas lahan kurang lebih 700 hektare.

PT Gema Kreasi Perdana melakukan ekplorasi tambang nikel melalui IPPKH atau Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan.

Anwar warga lokal Sukarela Jaya yang berkebun cengkeh dan jambu mete mengungkapkan bahwa produksinya jauh berkurang sejak beroperasinya Gema Kreasi Perdana.

BACA JUGA:Perluas Sinergi, Pegadaian Jalin Kerjasama dengan Duha Syariah

BACA JUGA:Real Madrid Kudeta Manchester City Sebagai Klub Pendapatan Tertinggi di Dunia 'Deloitte Football Money League'

Hasil kebunnya yang pada awalnya mencapai 4 ton sekali panen turun drastis menjadi 300 kg karena kebun Anwar yang mencapai 2 hektere letaknya bersebelahan dengan jalur houling atau jalur angkutan tambang.

Kerugian yang dialami oleh Anwar dengan penurun hasil kebun jambu mete 3.7 ton atau setera dengan 55 juta rupiah dengan perhitungan harga jual 15 ribu rupiah per kilogram.

Penurunan produksi karena dampak dari bebu yang berterbangan dan menutupi daun serta bungan buah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads