Eksplorasi Nikel Tak Semanis Kata Gibran, Jatam: Warga Terdampak dan Lingkungan Kita Rusak

Eksplorasi Nikel Tak Semanis Kata Gibran, Jatam: Warga Terdampak dan Lingkungan Kita Rusak

Akan tetapi program hilirisasi nikel ternyata berdampak pada masyarakat sekitar yang menanggung kerugian dan rusaknya lingkungan.-tangkapan layar youtube@Watchdoc Documentary-

Salah satunya adalah Mahmud Ali, di mana pohon pala di kebunnya yang telah berusia 25 tahun membusuk secara tiba-tiba.

Pohon palanya mulai membusuk secara tiba-tiba sejak adanya smalter Nikel yang dioperasikan oleh Indonesia Weda bay Industrial Park dan berada tak jauh dari kebunnya.

"Batangnya hingga akar hancur dan daunnya rontok semua," terangnya.

Mahmud juga pernah ditawari untuk menjual kebunnya olah First Pacifik Mining namun anaknya melarang.

BACA JUGA:Viral! Anggota KPPS Girang Dapat Amplop saat Pelantikan, Langsung Unboxing

BACA JUGA:Biasa Ada di Lalapan, Kenikir Punya Segudang Manfaat untuk Kesehatan

Adapun penawaran tersebut diduga untuk pembukaan lahan tambang nikel di Sagea.

Melki Nahar dari Jaringan Advokasi Tambang atau Jatam mengatakan jika kondisi dilapangan bertolak belakang, di mana warga menanggung akibatnya dan lingkungan rusak. 

Sedangkan cadangan nikel dunia 2022 mencapai 72 juta ton dan 50 persen dimiliki oleh Indonesia, disusul Australia 21 persen, Brasil 16 persen dan sisanya mulai dari Rusia, New Caledonia, Filipina, Canada dan China.

Sedangkan Melki menjelaskan dalam video yang dilansir di akun youtube@Watchdoc Documentary mengatakan bahwa nikel juga ada di negara lain.

BACA JUGA:Video Tren 'Hi Kids' Versi Fuji dan Fadly Faisal Menyayat Hati: Walaupun Kita Nggak Bisa Menggantikan Orang Tua Gala...

BACA JUGA:Frenkie De Jong Minta Jangan Saahkan Xavi Atas Kekalahan vs Villarreal: 'Ini Kesalahan Kami Sebagai Pemain!'

Akan tetapi eksplorasinya tidak serakus Indonesia yang begitu mudah memberikan ijin kepada perusahaan yang akan melakukan eksplorasi.

Disebutkan hingga akhir 2023 terdapat lebih dari 300 izin usaha dengan luas ekplorasi mencapai 3.95 juta hektare ayau kurang lebih 60 kali luas kota Jakarta mulai dari Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawusi Utara, maluku Utara,Maluku, Papua Barat dan Papua.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: