Jangan Cuma Tambang, Pemerintah Diminta Fokus Ketahanan Energi, Gas Jadi Prioritas
Wakil Ketua Umum Bidang Advokasi dan Industri ALB Kadin Indonesia, Achmad Widjaja, menekankan ketahanan energi Indonesia harus dijadikan prioritas utama.--Istimewa
JAKARTA, DISWAY.ID - Wakil Ketua Umum Bidang Advokasi dan Industri ALB Kadin Indonesia, Achmad Widjaja, menekankan ketahanan energi Indonesia harus dijadikan prioritas utama.
Gas atau energi menurutnya harus menjadi prioritas tak hanya memperhatikan sektor tambang.
Menurutnya, integrasi hulu, midstream, dan hilir migas harus segera diperkuat untuk mencegah fragmentasi pasokan dan distribusi.
“Selama ini kan hanya fokus ke tambang, nikel, dan lainnya, tapi padahal ketahanan energi membutuhkan perhatian serius karena tanpa integrasi sektor migas, industri nasional akan terus kesulitan berkembang,” ucap Achmad Widjaja dalam diskusi Indonesian Gas Society White Paper 2025, Rabu 17 September 2025.
BACA JUGA:Dukung Energi Terbarukan, Bupati Bogor Hadiri Indonesia International Geothermal 2025
Achmad juga menegaskan bahwa pemerintah tidak boleh hanya mengandalkan batubara atau nikel saja.
Menurutnya, gas harus menjadi bagian transisi energi rendah karbon agar keberlanjutan industri dan lingkungan tercapai.
“Batubara menghadapi hambatan besar, terutama karena standar ESG membatasi ekspor ke Eropa serta Amerika,” kata Achmad.
BACA JUGA:Energi Terbarukan dari Sekam Padi Bisa Mudahkan Petani Hemat Biaya 14%
Advisor Indonesian Gas Society, Daniel S. Purba, menambahkan bahwa potensi gas dari Andaman dan Masela sangat besar dan strategis.
Ia memaparkan koordinasi institusional perlu diperkuat agar potensi tersebut tidak hanya menjadi angka, tetapi nyata di lapangan.
“Jika koordinasi tidak dipercepat, cadangan gas hanya terkunci tanpa memberi manfaat optimal bagi pertumbuhan industri,” ujar Daniel.
Daniel pun menyebut transisi energi rendah karbon tidak bisa diabaikan, gas harus berjalan bersamaan dengan energi terbarukan.
Ia menyebut bahwa eksekusi efisiensi hulu-hilir, penguatan infrastruktur LNG dan jaringan pipa, kepastian regulasi, harga domestik, serta adopsi teknologi karbon rendah sangat krusial.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: