Waspada Modus Penipuan File APK Undangan Pemilu, BRI Beberkan Cara Antisipasi

Waspada Modus Penipuan File APK Undangan Pemilu, BRI Beberkan Cara Antisipasi

BRI beberkan cara antisipasi bahaya malware file apk. undangan pemilu-Foto/Istimewa-

JAKARTA, DISWAY.ID -- Modus penipuan digital atau social engineering masih marak seiring dengan isu yang hangat diperbincangkan di masyarakat.

Contohnya, mendekati masa Pemilihan Umum (Pemilu) 2024, para fraudster mempunyai modus gaya baru yakni membagikan undangan pemilu dalam wujud file apk.

Terkait modus gaya baru ini BRI terus menggencarkan edukasi dan langkah praktis menghindari diri terjebak dari penipuan.

BACA JUGA:Diskon Tiket 50 Persen Ancol Untuk Warga yang Ikut Pemilu, Mulai Wahana Atlantis Hingga Sea World

BACA JUGA:Umi Pipik Duluan Pemilu di Madinah, Nyatakan Dukungan ke Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar

Salah satunya dengan campaign #BilangAjaGak untuk menolak mentah-mentah segala modus penipuan atau kejahatan perbankan di platform digital.

Terkait dengan hal tersebut, Direktur Jaringan dan Layanan BRI Andrijanto pun menekankan agar para nasabah terus waspada jika ada nomor yang tidak dikenal mengirimkan dokumen dengan akhir penamaan .apk, apalagi yang mengatasnamakan BRI.

“BRI tidak pernah membuka channel di aplikasi chat. BRI sebagai bank yang sangat concern terhadap segala jenis kejahatan bank senantiasa mengimbau dan mengedukasi nasabah untuk lebih waspada dan mengenali berbagai jenis modus penipuan,” ucapnya.

File apk menggunakan penamaan Undangan Pemilu atau PPS PEMILU 2024 kini marak disebar untuk memancing korban.

BACA JUGA:Isu Korupsi Pembelian Pesawat Mirage Ditanggapi TKN Prabowo-Gibran: Itu Hoaks!

BACA JUGA:Hasil Bundesiga Jerman: Bayer Leverkusen Cukur Habis Bayern Munich 3-0

Di sisi lain, oknum penipu masih gencar memanfaatkan kelengahan korbannya dengan gaya lama seperti memberikan undangan pernikahan dan foto paket melalui pesan singkat ataupun whatsapp.

File- apk tersebut merupakan aplikasi berbahaya karena berisi malware yang bila korban meng-kliknya, pelaku bisa mengakses data pribadi korban untuk disalahgunakan.

Andrijanto menambahkan, melalui campaign yang disebarkan BRI, diharapkan awareness dan kewaspadaan masyarakat semakin meningkat terutama dalam mengenali modus dan praktik modus kejahatan Social Enggineering (Soceng).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: