Ahli Spesialis Paru UI Erlina Burhan Dikukuhkan Jadi Profesor, Anies Baswedan dan Mahfud MD Hadir

Ahli Spesialis Paru UI Erlina Burhan Dikukuhkan Jadi Profesor, Anies Baswedan dan Mahfud MD Hadir

Pengukuhan guru besar tetap FKUI Prof Erlina Burhan-Mahfud MD dan Anies Baswedan hadir-FKUI

Prof. Erlina menyebut bahwa dalam upaya eliminasi, pemerintah dan masyarakat dapat belajar dari keberhasilan penanganan Covid-19 di Indonesia.

“Saya sangat iri dengan (penanganan) Covid. Pada saat pandemi Covid, semua orang berbicara tentang itu. Media massa mengulas tentang itu dan edukasi ada di mana-mana, mulai dari siang-malam, (yang disampaikan) orang medis dan orang awam, sehingga masyarakat tersadarkan. Jika ini kita lakukan untuk TB, saya yakin TB juga bisa dieliminasi,” kata Prof. Erlina. 

Oleh karena itu, ia menilai bahwa penanggulangan TB harus melibatkan semua instrumen yang ada.

Dibutuhkan kolaborasi yang melibatkan kesadaran dan motivasi berbagai pihak, seperti presiden dan wakil presiden, para menteri, kepala daerah, pelaku usaha, organisasi profesi, masyarakat agama dan budaya, dan institusi pendidikan untuk menciptakan orkestrasi eliminasi TB 2030. 

Orkestrasi aksi pemberantasan TB secara nasional penting dilakukan demi menghasilkan luaran yang optimal. Penelitian Prof. Erlina terkait eliminasi TB ini merupakan satu dari sekian banyak penelitian yang dilakukannya.

Beberapa di antaranya adalah Characteristics of Drug-sensitive and Drug-resistant Tuberculosis Cases among Adults at Tuberculosis Referral Hospitals in Indonesia (2022), Treatment Strategy for Rifampin-Susceptible Tuberculosis (2023), Evaluation of Safety and Effectiveness of Remdesivir in Treating Covid-19 Patients after Emergency Use Authorization Study (2023), dan Characteristics and Outcomes of Patients with Severe Covid-19 in Indonesia: Lessons from the First Wave (2023).

BACA JUGA:Terbuka dan Senasib dengan Tim AMIN, TPN Ganjar-Mahfud: Sama-Sama Dirugikan!

Profil Prof Erlina

Prof. Erlina menamatkan pendidikan Dokter Umum, Fakultas Kedokteran Universitas Andalas pada 1990; Master of Science in Community Health, Heidelberg University, Jerman pada 1995; pendidikan Spesialis Paru tahun 2004; pendidikan Konsultan Infeksi Pernapasan tahun 2010; dan Doktor di FKUI tahun 2012.

Saat ini, ia menjabat sebagai Ketua Respiratory Care Indonesia; Ketua Satgas Covid-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia; Ketua Pokja Infeksi Perhimpunan Dokter Paru Indonesia; dan Ketua Koalisi Organisasi Profesi Indonesia untuk TB. 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: fkui