Program Makan Gratis Disoal, Citra Institute: Jangan Sampai Menganggu Anggaran yang Menyangkut Hidup Orang Banyak!

Program Makan Gratis Disoal, Citra Institute: Jangan Sampai Menganggu Anggaran yang Menyangkut Hidup Orang Banyak!

Pengamat Politik dari Citra Institute, Efriza. -ist-

JAKARTA, DISWAY.ID-- Pengamat Politik dari Citra Institute, Efriza, menyoal rencana pemangkasan subsidi bahan bakar minyak (BBM) untuk mendukung program makan siang gratis yang diinisiasi oleh pasangan calon nomor urut 02, Prabowo-Gibran.

Menurutnya, program itu belum tentu bisa dijalankan dalam waktu dekat karena Prabowo-Gibran belum secara resmi dilantik dan masih berada di bawah pemerintahan Presiden Jokowi.

Namun, sambungnya, yang menjadi persoalan adalah apakah implementasi itu akan tercermin dalam pagu anggaran APBN 2025 yang dibuat pada tahun 2024.

BACA JUGA:Sindir Yang Tak Setuju Makan Siang Gratis, Prabowo: Kebangetan, Sebaiknya Belajar Lagi!

Dalam konteks itu, penelusuran perlu dilakukan untuk mengetahui apakah pemerintahan sebelumnya telah memulai langkah-langkah untuk mengurangi subsidi BBM dan LPG, yang mungkin menjadi sumber pendanaan untuk program makan siang gratis.

"Nah kalau sudah mulai diturunkan itu artinya memang ada upaya untuk memangkas subsidi bukan hanya BBM ya, tapi kan isunya adalah LPG BBM untuk kebutuhan makan siang gratis," ujar Efriza saat dihubungi Disway.id, Senin 19 Februari 2024

Oleh karena itu, jika langkah tersebut dilakukan adalah suatu hal yang miris. Dosen Ilmu Pemerintahan, Universitas Pamulang Serang itu menyebutkan, jika kebutuhan masyarakat saat ini konkritnya adalah BBM dan LPG. 

"Jadi itu tidak dapat digantikan dengan program makan siang gratis yang dialihkan dengan mengurangi subsidi BBM ataupun yang LPG," imbuhnya.

Banyak pertanyaan yang muncul di kalangan masyarakat mengenai sumber pendanaan dari program yang diusulkan oleh Prabowo-Gibran. 

BACA JUGA:KPU Tegaskan Tidak Ada Data Tersimpan di Luar Negeri

"Jika tidak ada kejelasan mengenai pendanaan, program tersebut mungkin hanya bersifat sementara. Dan tidak bertahan lama," paparnya.

Lanjutnya, jika program tersebut mengalihkan dana dari subsidi BBM dan LPG, hal itu dapat berdampak negatif pada keputusan masyarakat dan dianggap tidak merakyat.

Seperti yang diketahui, program makan gratis itu menyasar pada anak-anak sekolah dan ibu hamil. Sedangkan subsidi BBM dan LPG dirasakan oleh masyarakat secara luas. Penghapusan atau pengurangan subsidi tersebut dapat berdampak pada berbagai sektor, seperti harga sembako dan transportasi.

Efriza mengingatkan, bahwa keberhasilan atau kegagalan program tersebut juga tergantung pada siapa menteri yang akan mengawalnya, serta bagaimana koordinasi antar menteri dilakukan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: