Kebersamaan dan Tradisi: Suasana Jelang Berbuka di Masjid Sunda Kelapa

Terlihat keramaian di sekitar masjid, dengan suara langkah kaki yang bertautan dan aroma makanan yang menggoda mulai tercium di udara. 

Para jamaah terlihat datang dengan berbagai tujuan, baik yang sengaja mampir setelah pulang kerja maupun yang datang secara khusus untuk menunaikan ibadah di masjid ini, menciptakan suasana yang penuh keberagaman dan kebersamaan menjelang waktu berbuka.

BACA JUGA:Viral Pemotor Tak Terima Ditegur Sekuriti, Lawan Arah dan Semprotkan Cairan

BACA JUGA:Masjid Kubah Emas Depok Sediakan 500 Takjil Berbuka Puasa

Masjid Agung Sunda Kelapa dibangun pada 1966 oleh swadaya masyarakat Menteng dan dukungan pemerintah daerah DKI Jakarta pada saat itu, yaitu Gubernur Ali Sadikin. 

Diresmikan pada 1971 masjid ini diharapkan dapat menjadi tempat warga sekitar melaksanakan ibadah shalat maupun mengikuti kajian-kajian yang diselenggarkan di dalamnya dalam rangka mencerdaskan masyarakat muslim sekitar

Sejarah Masjid Agung Sunda Kelapa merupakan masjid besar yang dibangun pertama kali di daerah Menteng dengan memadukan berbagai fungsi untuk masjid, seperti sebagai tempat ibadah, pendidikan, sosial, maupun perekonomian.

Masjid ini dibangun pertama kali pada tahun 1960-an dengan gagasan yang berasal dari Ir. Gustaf Abbas, kemudian gagasan tersebut didukung oleh para Jenderal yang juga tinggal di daerah menteng dengan memberikan berbagai sumbangan dana untuk penyelesaian masjid ini. 

BACA JUGA:Jadwal Pemakaman Habib Hasan Assegaf Digelar Besok di Depok

BACA JUGA:2 Tahanan Polsek Tanah Abang yang Kabur Berhasil Ditangkap, 1 Buron

Pada saat itu, pembangunan yang sudah berjalan lebih dari 9 tahun tidak kunjung selesai karena terkendala berbagai masalah. 

Akhirnya, Pemerintah Daerah DKI Jakarta, pada masa Gubernur Ali Sadikin (Alm) merasa harus membantu dalam penyelesaian pembangunan masjid ini.

Akhirnya seluruh pembangunan masjid selesai pada tahun 1970 dan diresmikan oleh Ali Sadikin (Alm) pada tanggal 31 Maret 1971. 

(Fajar Ilman)

Sumber: