15,6 Juta Orang Indonesia Depresi, Kenali Faktor Risiko dan Solusinya

15,6 Juta Orang Indonesia Depresi, Kenali Faktor Risiko dan Solusinya

Waspada gejala depresi-Kenali pemicu dan faktor risikonya-freepik

“Untuk depresi mayor r ditandai dengan terdapat salah satu gejala utama mood terdepresi atau hilang minat atau kesenangan, serta setidaknya 5 gejala tambahan, selama 2 minggu atau lebih,” jelasnya.

Gejala utama depresi

Dalam kesempatan ini, dr. Alfonsus juga menjelaskan ada tiga gejala utama depresi, yaitu afek depresif, anergia (mudah lelah), dan anhedonia (hilang minat dan kegembiraan).

“Gejala lainnya juga bisa muncul, seperti konsentrasi dan perhatiannya berkurang, harga diri dan kepercayaan diri berkurang, rasa bersalah dan tidak berguna, pandangan masa depan suram dan pesimistis, gagasan atau perbuatan membahayakan diri atau bunuh diri, nafsu makan berkurang, tidur terganggu seperti insomnia atau hipersomnia,” tukasnya.

Berdasarkan gejalanya, dapat diklasifikasikan sebagai episode depresi ringan, sedang, dan berat.

BACA JUGA:Depresi! 76 Siswa SMPN Magetan Nekat Sayat Lengan Menggunakan Penggaris, Jarum dan Pecahan Kaca

 

Apabila terdapat dua gejala utama depresi masuk ke dalam kategori depresi ringan.

Jika terdapat dua hingga tiga gejala utama masuk dalam golongan depresi sedang.

Kemudian, ketika masuk pada gejala dengan gangguan disertai dengan halusinasi dan stupor (kondisi tidak bergairah).

“Depresi perlu diatasi dengan optimal, sampai kondisi stabil dan tidak kambuh-kambuhan kembali,” kata dr. Alfonsus.

BACA JUGA:Puslabfor: Tak Ada DNA Orang Lain di Dalam Mobil Alphard Brigadir Ridhal Ali Tomi

Terdapat berbagai kombinasi pengobatan yang bisa dilakukan agar tingkat depresi bisa diturunkan, seperti farmakologi, psikoterapi, terapi relaksasi dan aktivitas, terapi stimulasi Cahaya, terapi stimulasi otak, dan berbagai terapi lainnya.

“Sangat disarankan untuk segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan jiwa, untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang optimal, sehingga depresi dapat tertangani sedini mungkin,” tutup dr. Alfonsus.

(Ayu Novita)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads