Angkatan Pertama NAPAK di Indonesia Resmi Lulus Pasca Ikut Pelatihan di Tata Memorial Centre India
Angkatan Pertama NAPAK di Indonesia Resmi Lulus Pasca Ikut Pelatihan di Tata Memorial Centre India---Dok. Istimewa
Para NAPAK menerima Program Diploma pasca sarjana di bidang navigasi onkologi setelah melakukan pelatihan di Tata Memorial Centre (TMC) dan Tata Institute of Social Sciences (TISS). Dalam satu tahun terakhir, mereka dididik dalam perawatan aspek psikososial oleh TISS sekaligus mengikuti pelatihan aspek klinis dengan TMC.
TMC adalah institusi pertama di dunia yang menawarkan KEVAT - Program Diploma pascasarjana lanjutan selama satu tahun di bidang navigasi onkologi. Di India, peran NAPAK telah terintegrasi dalam sistem layanan rumah sakit mereka. Model pendidikan kolaboratif ini memungkinkan NAPAK belajar melalui model pembelajaran hybrid yang menggabungkan tutorial daring, pelatihan praktik di TMC, dilanjutkan dengan pelatihan praktik di rumah sakit peserta di bawah pengawasan ahli.
Selama masa pendidikan, para NAPAK melewati fase magang dan berinteraksi dan membantu pasien secara langsung - mulai dari pendaftaran, konsultasi, diagnosis, perencanaan, dan mendampingi saat pasien memulai pengobatan. Lebih dari 13.000 kebutuhan pasien ditangani melalui berbagai bagian dari perawatan seperti, manajemen klinis, kebutuhan administrasi, keuangan, dukungan psikososial, rujukan, rehabilitasi dan aksesibilitas sumber daya.
“Kami mengidentifikasi masalah terbesar yang dihadapi pasien kanker di negara berkembang adalah akses terhadap pengobatan berbasis bukti dan kepatuhan terhadap protokol pengobatan. Melihat kondisi ini, kurikulum komprehensif dikembangkan untuk menutup kesenjangan yang dialami oleh pasien. 'KEVAT' yang kemudian diciptakan merupakan program paling berhasil dalam memperbaiki kondisi layanan kanker di India. Kami berbagi pengalaman kami dengan Indonesia dan memperluas cakupan KEVAT dengan adanya CPN - Indonesia di bawah payung Departemen Energi Atom, inisiatif kolaborasi internasional Pemerintah India - Vishwam Cancer Care Connect (VCCC), berupaya menuju pengendalian kanker secara global dengan bekerja sama dengan negara lain, terutama negara berpenghasilan rendah dan menengah (LMICs) yang bergulat dengan permasalahan infrastruktur dan sumber daya untuk mengurangi kesenjangan dalam layanan kesehatan”, ujar Dr. Rajendra Badwe, Professor Emeritus & Eks-Direktur Tata Memorial Centre, India.
Untuk mempertajam kemampuan dan pengetahuan, NAPAK juga terlibat dalam proyek terkait penyakit dengan prevalensi tinggi, yaitu: kanker nasofaring, kanker paru, kanker payudara, dan kanker ginekologi. Proyek berlangsung di beberapa rumah sakit rujukan kanker di Indonesia.
Memperluas dan Mempertahankan Program NAPAK
Membentuk dampak jangka panjang dan menyediakan sistem pendukung dalam lanskap layanan kesehatan adalah kunci untuk mempertahankan kemitraan ini. Manfaat peran NAPAK yang diprakarsai oleh Roche Indonesia, Rumah Sakit Kanker Dharmais, dan Tata Memorial Centre, telah menarik mitra baru, FK-KMK UGM dan RS Sardjito, yang telah bergabung untuk memperluas kemitraan ini.
“Kami sangat bangga menjadi bagian dalam mengembangkan implementasi NAPAK di Indonesia melalui penambahan kompetensi NAPAK ke dalam kurikulum program magister keperawatan FK-KMK UGM, dan ini merupakan yang pertama kali di Indonesia. Program ini akan kami mulai tahun ajaran 2024,” ujar Ahmad Hamim Sadewa, Wakil Dekan Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan FK-KMK UGM. “Ini adalah sebagian dari komitmen kami untuk meningkatkan standar perawatan kanker, yang dapat memberikan hasil pengobatan yang lebih baik.”
Pada kesempatan yang sama, RS Sardjito juga mengumumkan kesiapannya untuk memberikan kesempatan pelatihan langsung bagi calon perawat onkologi, sehingga semakin memperkuat kapasitas bangsa dalam memberikan perawatan khusus kepada pasien kanker. “Kami bangga dapat menjadi rumah sakit pertama yang menyediakan pelatihan NAPAK. Kami percaya bahwa hal ini akan mendukung kami memberikan layanan yang lebih baik kepada pasien dan meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengelolaan sumber daya rumah sakit dalam jangka panjang. Pada akhirnya, kami percaya bahwa kita hanya bisa melangkah jauh saat kita bersatu dan berjalan bersama,” tutup Nusati Ikawahju, Direktur Sumber Daya Manusia, Pendidikan, dan Penelitian RS Sardjito.
Roche, Tata Memorial Centre, dan Rumah Sakit Kanker Dharmais bersama dengan FK-KMK UGM dan Rumah Sakit Sardjito berharap dapat melanjutkan upaya kolaboratifnya dengan para mitra, profesional kesehatan, dan pemangku kepentingan untuk mendorong inovasi dan meningkatkan hasil kesehatan di Indonesia dan sekitarnya.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: