Spesialis Permenkes

Spesialis Permenkes

Menko PMK, Muhadjir Effendy usai melakukan salat Idul Adha di Gedung PP Muhammadiyah-Intan Afrida Rafni-

JANGAN ada yang menghambat sistem baru ini. Perkiraan saya begitulah pesan Presiden Jokowi tanggal 6 besok. Yakni saat perubahan sistem pendidikan dokter spesialis dimulai Senin pagi: menjadi hospital base sebagai pengganti university base.

Acaranya sendiri berlangsung di rumah sakit Harapan Kita, Jakarta. Itulah salah satu rumah sakit yang ditunjuk sebagai penyelenggara pendidikan spesialis anak. Tahap pertama ini enam rumah sakit dulu.

Lima lainnya: RS PON, Jakarta untuk spesialis saraf, RS Cicendo Bandung untuk spesialis mata, RS Dharmais untuk radio ongkologi, dan RS Soeharso Solo untuk spesialis orthopedi.

Ternyata perubahan besar tersebut tidak perlu diatur oleh presiden. Tidak akan ada Perpres maupun Kepres.

"Cukup dengan peraturan menteri kesehatan," ujar Prof Dr Muhadjir Effendy, menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan.

Saya bertemu Pak Menko kemarin pagi. Di masjid A.R. Fachrudin. Di kampus Universitas Muhammadiyah Malang. Yakni di acara kawinan. Rohman Budijanto mantu pertama. Ia wartawan andalan saya di Jawa Pos dulu. Sang menko adalah pamannya.

Sekalian Pak Menko pulang kampung. Muhadjir adalah rektor UMM sebelum menjabat menteri pendidikan menggantikan Anies Baswedan di tengah jalan. Saat Muhadjir jadi rektor itulah UMM membangun rumah sakit pendidikan. Tujuh lantai.

Itu kepeloporan. Belum ada RS pendidikan sebelumnya. Barulah setelah itu pemerintah membangun RS pendidikan di kampus-kampus besar. Yang anggarannya terbongkar: banyak dipotong komisi anggota DPR. Anda sudah tahu siapa saja yang masuk penjara terkait RS pendidikan itu.

Kampus-kampus Muhammadiyah, katanya, juga sedang menyiapkan diri untuk bisa ditunjuk sebagai rumah sakit penyelenggara pendidikan spesialis.

"RS Muhammadiyah akan membentuk konsorsium," katanya.

Sebenarnya, kata Muhadjir, tidak banyak yang berubah. Hanya kurikulum. Toh selama ini para calon spesialis juga belajar di rumah sakit.

"Rektor kan juga tidak mengeluarkan ijazah spesialis," katanya. "Dokter spesialis kan profesi. Organisasi profesilah yang mengeluarkan pengakuan," tambahnya.

Yang jelas berubah: untuk menjalani pendidikan spesialis tidak perlu bayar lagi. Yang sangat mahal itu. Bahkan selama sekolah mendapat gaji.

"Siapa yang menggaji?" tanya saya.

"Ya... rumah sakit-rumah sakit," ujar Pak Menko.

Dengan penegasan presiden seperti itu berarti siapa pun yang menghambat akan berhadapan dengan pemerintah.

Yang dianggap berpotensi untuk menghambat adalah kelompok yang ingin memonopoli supply side.

Selama ini jumlah dokter spesialis selalu jauh di bawah demand side. Maka harga dokter spesialis selalu amat tinggi dan mahal bagi masyarakat.

Semua calon spesialis kini menunggu rincian aturan baru itu. Terutama bagi yang sudah kuliah spesialis. Baik yang di semester satu maupun semester setelahnya. Tentu mereka sudah telanjur membayar. Apakah untuk semester berikutnya sudah boleh tidak membayar lagi.

Selama ini uang kuliah spesialis itu dibayarkan tiap semester. Bayar di depan. Satu semester sekitar Rp 12 juta. Bayarnya ke universitas. Untuk spesialis jantung sampai sembilan semester.

Maka pidato menteri kesehatan di depan presiden Senin besok akan seperti azan magrib di bulan puasa. Pun pidato Presiden Jokowi.(Dahlan Iskan)



Follow WA Channel Harian Disway--

Komentar Pilihan Dahlan Iskan di Disway Edisi 4 Mei 2024: Catch Kill

Mirza Mirwan

Barusan seorang pembaca senyap CHD (bukan Mas Sekcam) yang selalu kepo dengan kasus Trump dan Perang Israel-Hamas bertanya: Seandainya Donald Trump dipenjara apakah masih bisa ikut pilpres? Konstitusi AS hanya menetapkan tiga syarat untuk menjadi presiden: warganegara kelahiran AS (natural-born citizen), sekurang-kurangnya berusia 35 tahun, dan sekurang-kurangnya sudah menetep di AS selama 14 tahun terakhir. Dalam sejarah pilpres AS pernah terjadi seorang capres berada di penjara sejak masa kampanye. Itu terjadi pada pemilu 2 November 1920, 104 tahun nan silam. Capres tersebut adalah Eugene Victor Debs yang berpasangan dengan Seymor Stedman dari Partai Sosialis Amerika. Sementara capres dari Partai Republik adalah Warren Gamaliel Harding yang berpasangan dengan Calvin Coolidge -- yang memenangi pilpres. Sedang capres dari Partai Demokrat adalah James Middlelton Cox yang berpasangan dengan Franklin Delano Roosevelt, yang di kemudian hari menjadi satu-satunya presiden yang terpilih 4 kali di pilpres AS. Eugene V. Debs sendiri sudah ikut pilpres 4 kali -- 1904, 1908, 1912 dan 1920. Terakhir ia mendapatkan 914-an ribu suara populer, tapi tak mendapat barang satu suara elektoral seperti 3 pilpres sebelumnya. Tetapi, waini, kemudian dalam amandemen ke-14 pasal 3 disebutkan bahwa tak seorang pun boleh menjadi anggota DPR, Senator, termasuk presiden dan wapres bila punya riwayat perbuatan melawan negara atau memberi bantuan kepada musuh negara, dst. (ke atas)

Mirza Mirwan

Tetapi bila mendapat dukungan suara 2/3 DPR dan Senat, hal itu tak jadi masalah. Mahkamah Agung AS pada bulan Maret yang lalu juga menyatakan bahwa pasal 3 amandemen ke-14 itu tak bisa dikenakan pada Trump. Jadi, saya yakin Trump tetap bisa ikut pilpres. Tetapi kemungkinan menangnya kecil. Berbagai polling terbaru kebanyakan mengunggulkan Biden, meski selisihnya tipis saja. Bagaimana kalau Trump yang menang? Apakah ia lantas otomatis bebas dari penjara? Tidak. Ia tetap harus menyelesaikan hukumannya. Kekuasaannya bisa didelegasikan kepada sang wapres.

Liam Then

Kisah ini memantik pertanyaan, betapa sulit dan lama, R&D dibutuhkan dalam hal inovasi, betapa mahal harga dan butuh kesabaran untuk mewujudkannya. Betapa jauh ketertinggalan Indonesia dalam hal teknologi. Dan fakta keras mengapa, negara-negara penguasa ekonomi dunia saat ini bisa menguasai dunia. Mereka Inovatif, pemerintahnya, juga perusahaannya. Indonesia bagaimana? Apakah ada dukungan yang cukup kepada kaum penelitinya? Bagaimana divisi R&D perusahaan di Indonesia? Apakah ada ambisi dan keberaniannyang serupa seperti Nobuo Ogawa sang CEO dari Nichia yang bukan siapa-siapa waktu itu? Bagaimana pula pemerintahnya? Miris kalau pikirkan, jangankan inovasi, atur produksi beras nasional, agar bisa capai swasembada saja, sampai tahun 2024 masih belum bisa. Indonesia sedang terlena dalam keberlimpahan. Terlalu keenakan. Akan tiba masanya, Indonesia jatuh terjerembab kedalam kesusahan, dan semakin tertinggal dari waktu ke waktu, jika tidak diusahakan berubah. Jika kebiasaan korupsi dan kongkalikong tidak diberantas dipucuk kekuasaan, inilah biang penghambat, faktor pembusuk dari dalam, penyakit kanker yang mengancam, eksistensi NKRI.

Liam Then

Ditengah keputusasaan, Shuji Nakamura menghadap ke CEO Nichia waktu itu, Nobuo Ogawa, dan mengajukan proposal. Ia cerita Sony,Toshiba, Panasonic, masih gagal dalam upaya penemuan LED warna biru, bagaimana jika Nichia bisa menjadi yang pertama menemukan. Sang CEO yang telah mengalami kerugian selama sepuluh tahun di divisi semikonduktor, memutuskan untuk berjudi dalam hal ini. Ia alokasikan 15% profit tahunan perusahaan ke divisi R&D Nakamura, senilai 500jt Yen ekuivalen 3jt USD. Sang CEO tahu potensi penemuan baru dibidang LED untuk menggantikan bola lampu. Karena teknologi lampu waktu itu sangat boros energi dibandingkan LED. Singkat cerita setelah lebih 10 tahun, jatuh bangun dengan eksperimen, Shuji Nakamura berhasil menjadi yang pertama menemukan lampu LED warna biru. Dunia tercengang, akhirnya setelah 30 tahun sejak lampu LED pertama ditemukan,tak terhitung ilmuwan yang mencoba, Nakamura ditahun 1992 berhasil menjadi yang pertama menghasilkan LED warna biru. Membuat pendapatan Nichia berganda dalam masa 3 tahun berikutnya. Di tahun 1996 Nichia berhasil mengembangkan lampu LED berwarna putih. Menggandakan pendapatan Nichia dalam 4 tahun berikutnya. Pada tahun 2001, total pendapatan tahunan Nichia bernilai 700jt dollar. 60% nya bersumber dari produksi lampu LED berwarna biru. Capek saya rangkum ceritanya...yang penasaran cerita selanjutnya , silahkan ke YouTube saja. Sangat dramatis, kisah akhirnya Shuji Nakamura bersama 2 saingannya dianugerahi Hadiah Nobel.

Liam Then

-Kisah tentang penemuan LED warna biru- Beberapa puluh tahun sudah berlalu sejak ditemukannya lampu LED , warna yang tersedia hanya hijau dan merah. Para peneliti perusahaan besar berjuang keras untuk menemukan cara produksi LED berwarna biru. Karena inilah kunci perkembangan LED. Campuran spektrum cahaya Merah ,Hijau dan Biru akan menghasilkan cahaya berwarna putih, dari putih bisa jadi semua warna. Penemuan LED berwarna biru akan revolusi teknologi lampu penerangan didunia karena sifat hemat energinya. Dari IBM, Sony, Toshiba, Bell Labs ,General Electric, semua berpacu untuk jadi yang pertama temukan. Shuji Nakamura adalah seorang peneliti R&D di Nichia, satu perusahaan kimia Jepang bernama Nichia. Nichia saat itu baru mulai ekspansi menggunakan teknologi semikonduktor untuk memproduksi lampu LED. Situasi persaingan yang sengit pada tahun 1980, divisi semikonduktor Nichia kedapatan pada posisi yang sulit. Pasar jenuh oleh pemain yang lebih besar dan lebih berpengalaman. Beberapa karyawan muda di perusahaan menekan Shuji Nakamura, agar menghasilkan inovasi penemuan baru. Sementara yang tua, menganggap penelitian R&D Nakamura hanya menghabis-habiskan sumber daya perusahaan. Sedangkan saat itu Nichia sedang kekurangan dana. Lab Shuji Nakamura kebanyakan berisi mesin yang dia las dan bangun sendiri. Pada tahun 1988, supervisor Nakamura hilang harapan, dan bilang kepada Nakamura agar berhenti saja.

Liam Then

Abang ini pasti anak muda, penggemar game, sehingga tuliskan istilah "triple kill" . Hahaha...

djokoLodang

--o-- ... Sialnya Trump pecah kongsi dengan Cohen. Maka Cohen pun ''bernyanyi''. ... * Mereka yang hari ini menjadi kawan, besok bisa menjadi lawan. * Selama Anda berkuasa, berpengaruh, ber"duit", banyak yang akan mengerumuni Anda. Setiap hari Anda bisa berpesta pora. Begitu lengser, pestanya pun bubar. --0--

ALI FAUZI

AS hingga kini tetap menjadi contoh negara demokrasi yang terbaik. Trias politica --legislatif, eksekutif dan yudikatif-- berkekuatan dan berjalan seimbang. Sekitar 19 jam penerbangan dari New York, ada satu negera yang disepakati para pendiri bangsanya sebagai negera demokrasi, tapi kini trias politica berada dalam dalam satu genggaman presden (eksekutif).

Lagarenze 1301

Santai sejenak. Joe Biden memanfaatkan berbagai masalah yang melingkupi Donald Trump dengan menjadikannya candaan. Dalam suatu acara jamuan makan malam dengan Asosiasi Koresponden Gedung Putih pekan lalu, Biden "balas dendam" ke Trump. Bertahun-tahun Trump menyebut Biden sebagai "orang yang mengantuk" dengan mengejek perbedaan usia mereka: Biden 81, Trump 77. Setelah Trump dikabarkan tertidur saat sidang pengadilan, Biden pun menjuluki Trump sebagai "sleepy Don". "Tentu saja pemilu 2024 sedang berjalan lancar, dan, ya, usia adalah sebuah masalah,” kata Biden. “Saya seorang pria dewasa yang mencalonkan diri melawan seorang anak berusia 6 tahun,” ujarnya merujuk perbedaan usia mereka. Trump tidak menerima olok-olok tersebut dan mengunggah di media sosialnya bahwa acara makan malam itu “sangat buruk” dan Biden adalah “bencana yang nyata.” Pada acara penggalangan dana di Dallas bulan lalu, Biden kembali melontarkan candaan terkait masalah yang melilit Trump. Biden bercanda tentang masalah keuangan Trump setelah diperintahkan membayar 454 juta dolar AS dalam kasus perdata di New York. “Beberapa hari yang lalu,” kata Biden, “seorang pria yang tampak kalah mendatangi saya dan berkata, ‘Tuan Presiden, saya butuh bantuan Anda. Saya terbebani utang. Saya benar-benar kehabisan tenaga.’ Saya harus mengatakan, 'Donald, saya tidak dapat membantu Anda.'”

Lagarenze 1301

Santai sejenak 2. Donald Trump jadi bulan-bulanan, tak hanya oleh Joe Biden, tapi juga oleh para komika. Jimmy Fallon dalam acara TV "The Tonight Show Starring Jimmy Fallon”, Kamis malam lalu, bercanda bahwa selama sidang kasus uang tutup mulut, Trump berkali-kali mengirim catatan ke pengacaranya. “Sebenarnya kami punya beberapa di sini, dan itu cukup menarik,” kata Fallon lalu menampilkan beberapa gambar catatan Trump yang ditulis tangan, yang tentu saja fake. “Misalnya, yang ini mengatakan, 'Apakah Uber Eats mengirimkan makanan ke pengadilan?'” ujar Fallon. Lelucon Fallon juga ditujukan pada kecintaan Trump pada diet Coca-Cola. Karena tidak diperbolehkannya makanan atau minuman di ruang sidang, terdapat spekulasi bahwa Trump kesulitan untuk tetap terjaga karena tidak mengonsumsi 12 Diet Coke dalam sehari. “Catatan ini mengatakan, 'Jangan beritahu siapa pun, tapi saya punya sebotol Diet Coke seberat 16 ons di dasi saya,'” kata Fallon, merujuk pada ikatan dasi Trump yang terkenal terlalu panjang. Fallon pada acara yang sama, Rabu malam, menghujat Trump karena tidur siang di pengadilan (meski dibantah oleh mantan presiden tersebut). “Saya membaca bahwa dalam upaya untuk menghentikan Trump agar tidak tertidur di pengadilan, pengacaranya telah memberinya sejumlah alat yang berbeda. Sejumlah perangkat? Sejauh ini, satu-satunya yang bisa membuatnya tetap terjaga adalah iPad yang memutar ...,” candanya. Anda tahu apa kata Fallon di titik-titik itu.

Fiona Handoko

bicara tentang saham. ada seorang rusuhwan (yg belum bergelar prof) curhat. betapa beruntungnya dia tidak terpengaruh tulisan abah "bursa warung". karena bisnis mpstore yg diulas di chdi 26 jan 24 "bursa warung". harga sahamnya turun terus semenjak ipo. dari harga @ 268. saat ini terjun bebas hampir jadi gocap.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber:

Komentar: 95

  • Mirza Mirwan
    Mirza Mirwan
  • Muh Nursalim
    Muh Nursalim
  • Echa Yeni
    Echa Yeni
  • Leong Putu
    Leong Putu
    • MULIYANTO KRISTA
      MULIYANTO KRISTA
    • Leong Putu
      Leong Putu
    • Leong Putu
      Leong Putu
  • Er Gham
    Er Gham
  • Johannes Kitono
    Johannes Kitono
    • Jo Neca
      Jo Neca
    • Johannes Kitono
      Johannes Kitono
  • Er Gham
    Er Gham
    • Er Gham
      Er Gham
  • Liam Then
    Liam Then
  • Jo Neca
    Jo Neca
    • Liam Then
      Liam Then
    • Jo Neca
      Jo Neca
  • Liam Then
    Liam Then
  • Liam Then
    Liam Then
    • Liam Then
      Liam Then
  • Liam Then
    Liam Then
  • Liam Then
    Liam Then
    • Liam Then
      Liam Then
    • Jo Neca
      Jo Neca
    • Liam Then
      Liam Then
  • M.Zainal Arifin
    M.Zainal Arifin
    • Liam Then
      Liam Then
  • Mirza Mirwan
    Mirza Mirwan
    • Liam Then
      Liam Then
    • Jo Neca
      Jo Neca
  • Lagarenze 1301
    Lagarenze 1301
    • Jo Neca
      Jo Neca
  • Leong Putu
    Leong Putu
    • Yellow Bean
      Yellow Bean
    • MULIYANTO KRISTA
      MULIYANTO KRISTA
    • Yellow Bean
      Yellow Bean
    • Leong Putu
      Leong Putu
  • Yellow Bean
    Yellow Bean
    • Yellow Bean
      Yellow Bean
    • Yellow Bean
      Yellow Bean
    • Mirza Mirwan
      Mirza Mirwan
    • Yellow Bean
      Yellow Bean
  • Jo Neca
    Jo Neca
    • MULIYANTO KRISTA
      MULIYANTO KRISTA
    • Leong Putu
      Leong Putu
  • Ummi Hilal
    Ummi Hilal
  • Leong Putu
    Leong Putu
    • Leong Putu
      Leong Putu
    • Leong Putu
      Leong Putu
    • Leong Putu
      Leong Putu
    • Ummi Hilal
      Ummi Hilal
    • Leong Putu
      Leong Putu
  • Johannes Kitono
    Johannes Kitono
  • Fiona Handoko
    Fiona Handoko
    • Jimmy Marta
      Jimmy Marta
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
    • Juve Zhang
      Juve Zhang
  • Echa Yeni
    Echa Yeni
  • rid kc
    rid kc
  • Mirza Mirwan
    Mirza Mirwan
    • Dasar Goblik
      Dasar Goblik
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
    • M.Zainal Arifin
      M.Zainal Arifin
  • Mirza Mirwan
    Mirza Mirwan
    • Ahmad Zuhri
      Ahmad Zuhri
    • Liam Then
      Liam Then
  • Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
    Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
    • Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
      Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
    • Jimmy Marta
      Jimmy Marta
    • Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
      Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
  • djokoLodang
    djokoLodang
  • Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
    Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
    • Fiona Handoko
      Fiona Handoko
  • Lègég Sunda
    Lègég Sunda
  • Tivibox
    Tivibox
  • Jo Neca
    Jo Neca
  • Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
    Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
  • DeniK
    DeniK
    • Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
      Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
  • M.Zainal Arifin
    M.Zainal Arifin
    • M.Zainal Arifin
      M.Zainal Arifin
  • Leong Putu
    Leong Putu
    • Jo Neca
      Jo Neca
    • MULIYANTO KRISTA
      MULIYANTO KRISTA
    • Leong Putu
      Leong Putu
    • Leong Putu
      Leong Putu
    • Azza Lutfi
      Azza Lutfi
  • Rizal Falih
    Rizal Falih
  • Leong Putu
    Leong Putu
    • MULIYANTO KRISTA
      MULIYANTO KRISTA
    • Leong Putu
      Leong Putu
  • Leong Putu
    Leong Putu
    • MULIYANTO KRISTA
      MULIYANTO KRISTA
    • Leong Putu
      Leong Putu