Status Palestina Setelah 143 negara Dukung Masuk Anggota PBB
Status Palestina Setelah 143 negara Dukung Masuk Anggota PBB-Screenshoot/YouTube-
Setelah pemungutan suara di majelis umum pada hari Jumat, Wakil Duta Besar AS untuk PBB Robert Wood menggambarkan teks resolusi tersebut sebagai tidak produktif.
BACA JUGA:Israel Gempur Rafah Timur Setelah Gagalnya Gencatan Senjata
BACA JUGA:Mengenal Jembatan Sungai Yangtze, Lokasi Insiden Fat Cat Bunuh Diri yang Viral di China
Robert Wood mengatakan bahwa perdamaian yang bertahan lama” di Timur Tengah berarti menggabungkan solusi dua negara dengan elemen-elemen lainnya.
“Gaza tidak bisa menjadi platform terorisme, sehingga tidak boleh ada pendudukan kembali oleh Israel di Gaza dan luas wilayah Gaza tidak boleh dikurangi,” katanya.
Wood juga berpendapat bahwa PBB adalah forum yang salah untuk mempertimbangkan status negara Palestina.
Wood mengatakan kepada Majelis Umum bahwa Amerika masih berpandangan bahwa jalan paling cepat menuju status negara dan keanggotaan PBB bagi rakyat Palestina adalah melalui negosiasi langsung antara Israel dan Palestina.
Sementara itu, Duta Besar Israel untuk PBB Gilad Erdan juga melontarkan pernyataan emosional di depan majelis sebelum pemungutan suara, menuduh para pendukung resolusi melakukan pemungutan suara untuk “memajukan pembentukan negara teror Palestina”.
BACA JUGA:Israel Jadikan Tenda Pengungsi di Rafah Target Tank IDF, Operasional Rumah Sakit Terancam Berhenti
BACA JUGA:Pesawat Tempur F-16 Singapura Jatuh Usai Lepas Landas di Pangkalan Udara Tengah
Duta Besar Israel u juga menyebut, para pendukung Palestina telah mencabik-cabik sebagian dari piagam PBB.
“Ini adalah cermin Anda sehingga Anda dapat melihat dengan tepat apa yang Anda lakukan terhadap piagam PBB dengan pemungutan suara yang merusak ini,” kata Erdan.
Beberapa jam kemudian, juru bicara PBB Farhan Haq membela piagam tersebut.
Farhan Haq mengatakan, bahwa ini adalah organisasi yang didasarkan pada penghormatan terhadap piagam PBB dan semua negara anggota telah berjanji untuk menjunjung tinggi piagam PBB.
"Kami berharap mereka memenuhi kewajiban tersebut, selama organisasi ini ada, piagamnya tetap ada,” tambah Haq.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: