Dari Kunjungan Muhibbah ke Baghdad: Menghidupkan Spiritualitas Thariqat Al Qadiriyah di Dunia Modern

Dari Kunjungan Muhibbah ke Baghdad: Menghidupkan Spiritualitas Thariqat Al Qadiriyah di Dunia Modern

Prof M. Mas'ud Said bersama Syeich Afifuddin Al Jailani RA, tokoh sentral Darul Jailani International dan Al Wariseen Trust.--Dokumentasi Pribadi

Oleh sebab itu tugas menghidupkan spiritualitas profesional dan profetik adalah tugas peradaban Islam ke depan.

Ketokohan Syeich Abdul Qodir Al Jailani di tengah kancah tasawwuf internasional dan dunia sudah tak diragukan lagi. Pengikut al Qadiriyah ini sampai sekarang ada di India, Pakistan, Mesir, Turki dan juga Asia Tenggara terutama di Indonesia.

Contoh ketinggian filsafat hidup Syeich Abdul Qodir Al Jailani dapat dibaca antara lain dalam kitab "Fawaidul Mukhtaroh", karya Habib Ali Bin Hasan Baharun.

Dituliskan dalam kitab tersebut bahwa dalam perjamuan ilmu, Syeich Abdul Qadir Jailani menghadap guru yang paling alim di jamannya. Diantara sahabat sahabat beliau, banyak minta doa dan restu ulama alim allama di jaman itu. 

"Dalam sebuah mejelis pisowanan, seorang sahabat dari Syeich Abdul Qadir Al Jailani minta didoakan agar cepat kaya, ada yang minta didoakan agar mendapat pangkat dan naik jabatan sedangkan Syech muda Abdul Qadir Al Jailani ini meminta kedalam ilmu dan hikmah" (wawancara Gus Hafidz Karim, peserta muhibah ini)

Syeich Abdul Qadir al Jailani layak disebut sultanul auliya karena ketinggian ilmu dan kebaikan akhlaknya, yang kuat riyadhoh batinnya;  menghidarkan diri dari ketergantungan dunia fana, dan sangat patuh hormat kepada Ibunya. Inilah salah satu keutamaan beliau disamping istiqomah dalam kesahajaan.

Saat Ramadhan 1445 H lalu, Bu Khofifah memohon agar Syeich Afifuddin Al Jailani bersedia membuka cabang pengkajian rutin dan majelis bulanan di Indonesia karena KIP tahu betapa besar jumlah pengikut thariqoh ini dan betapa penting keberadaan majelis ilmu yang beliau pimpin langsung secara rutin.

Uniknya, Syeich Afifuddin meminta syarat kepada Bu Khofifah. "Kalau mau begitu, saya menyarankan Ibu untuk ziarah langsung ke maqam Syeich Abdul Qadir al Jailani dulu, baru ada kemungkinan cabang pengajian Islam di Indonesia akan dibuka", jelasnya.  "Hal ini akan  dibicarakan di Baghdad", tuturnya.

Dalam muhibah ke kota "seribu satu malam" Baghdad, itu saya dan rombongan diajak ziarah para Wali, maqam sayyidina Ali RA, merenung untuk menguatkan pandangan berbagai segi kepemimpinan ummat, termasuk sosok fenomena Ibu dan perempuan dan masa depan bangsa.  

"Ibu itu, - perempuan itu-, sabagaimana ajaran Al Qur'an dan sunnah Nabi SAW, dipandang  sebagai salah satu makhluk ciptaan Allah yang paling unik, istimewa dan paling  menentukan di muka bumi" kata Syeich Afifuddin di berbagai majelis.

Sampai kini thoriqoh Al Qadiriyah An Naqsabandiyah dalam khasanah spiritual di kalangan Ahlussunnah Wal Jamaah merupakan kelompok yang paling banyak pengikutnya. 

Thoriqoh Al Qodiriyah Naqsabandiyah isinya antara lain dzikir tazkiyatul qulub, membaca sejarah silsilah atau manaqib, khataman Al Qur'an. Jalan spritual ini paling hidup, paling semarak, namun jalur sutera antara Nusantara - Iraq tidak merupakan jalur muhibah karena berbagai hal, antara lain faktor image keamanan, dan jalur penerbangan langsung yang terbatas.

Di masa depan, anak anak muda yang kuat akademik dan skillnya, kiranya perlu dikuatkan dengan spiritualitas profesional dan ketinggian akhlak, agar ke depan dalam dunia modern yang penuh ketidak pastian.

Akhir akhir ini banyak anak muda yang terkena pukulan mental, tertekan situasi, sehingga terjangkit bipolar dari dunia baru serba hi-tech yang penuh kesemuan, dan 45 persen anak muda sulit cari kerja karena tak kuat dengan dunia yang berubah sangat cepat.

Kiranya peran majelis yang menguatkan psikologis dengan pendekatan agama seperti ini sangat perlu dilembagakan dengan cara cara dan metode baru yang pas bagi anak muda generasi Z. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: