Sekali-kalinya Hidup

Sekali-kalinya Hidup

Dr Mahnan Marbawi, MA--

Sekali-kalinya hidup, harus ada manfaatnya. Entah manfaat untuk diri sendiri atau keluarga. Syukur untuk kehidupan.

Tak membuat susah orang lain, itu juga sudah manfaat. Orang yang sudah mati pun, ada yang masih bisa memberi manfaat. 

Itu yang disebut hidup kekal. Bukan jasadnya, tapi kebermanfaatan atas namanya, untuk orang lain dan kehidupan. 

Banyak juga yang sudah mati pun, bisa membuat susah orang hidup.

Tak baik juga hidup hanya untuk manfaat sendiri. Mengejar kesenangan dan kesejahteraan sendiri. 

Sebab manusia bukan sekumpulan hewan, yang hanya memenuhi kebutuhan perut dan syahwat. 

Hewan saja ada yang memberi manfaat untuk sesamanya dan manusia.

Tak juga bisa disamakan antara manusia dengan hewan. Sebab manusia lebih tinggi derajatnya dari semua makhluk. 

Walau banyak juga manusia yang perilakunya tak jauh beda dengan hewan. 

Buas dan tak pandang perikemanusiaan. Entah dari mana itu sifat diturunkan. 

Padahal genetitasnya, tak ada manusia yang berasal dari hewan. Kecuali penganut Darwinisme. 

Namun sifat hewani selalu ada pada setiap manusia. Termasuk kita. 

Ah, pantas Eka Kurniawan merangkai novel Lelaki Harimau. Toh selalu saja ada sifat kebuasan dan keserakahan dalam diri manusia.

Soal kebuasaan tentu tak ada manfaatnya sedikitpun. Jauh-jauh lah dari sifat itu. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: