Ramai Isu Detoksifikasi Vaksin Covid-19 Khawatir Efek Samping, Begini Penjelasan Komnas KIPI

Ramai Isu Detoksifikasi Vaksin Covid-19 Khawatir Efek Samping, Begini Penjelasan Komnas KIPI

Komnas KIPI jelaskan soal detoksifikasi vaksin--freepik

JAKARTA, DISWAY.ID - Beberapa waktu lalu masyarakat diramaikan dengan detoksifikasi vaksin Covid-19 seiring dengan kekhawatiran terhadap efek samping vaksin Covid-19.

Muncul tim detoksifikasi vaksin dan imunisasi di sejumlah kota di Indonesia yang mengeklaim bisa menetralkan atau mengeluarkan vaksin dari dalam tubuh.

BACA JUGA:Viral Detoksifikasi Vaksin Covid-19, Komnas PP KIPI: Tidak Ada!

Kendati demikian, Ketua Komisi Nasional Pengkajian dan Penanggulangan Kejadian Ikutan Pasca-Imunisasi (Komnas PP KIPI) Prof. Dr. dr. Hinky Hidra Irawan Satari, Sp.A(K) menegaskan tidak ada istilah medis untuk detoksifikasi vaksin Covid-19 ataupun vaksin jenis lainnya.

Ia menjelaskan, vaksin memberikan perlindungan terhadap tertular atau sakit parah akibat penyakit tertentu.

Dalam hal ini, vaksin bekerja dengan cara merangsang sistem kekebalan tubuh untuk membangun pertahanan khusus.

BACA JUGA:Jadwal dan Lokasi Vaksin Booster di Bogor Juni 2024, Tersedia di 6 Puskesmas

Setelah vaksin disuntikkan ke dalam tubuh, sistem kekebalan tubuh merespons dengan mengenali kuman penyerang, seperti virus atau bakteri.

Lebih lanjut, tubuh akan memproduksi protein secara alami sebagai antibodi yang mampu melawan penyakit.

“Vaksin yang diberikan itu kan antigen (mikroorganisme). Artinya, komponen virus yang diinaktivasi atau dilemahkan. Jadi, yang akan terbentuk adalah antibodi," kata dr. Hinky dalam keterangannya, dikutip pada Senin, 10 Juni 2024.

BACA JUGA:Usai Heboh Vaksinnya Bikin Pembekuan Darah, Kini AstraZeneca Akan Bangun Pabrik Obat Kanker

Selain itu, sistem kekebalan tubuh juga mampu mengingat penyakit dan cara melawannya sehingga setelah menerima vaksin, tubuh tetap terlindungi dari penyakit selama bertahun-tahun, bahkan seumur hidup.

Sehingga, sistem kekebalan tubuh dapat dengan cepat menghancurkan kuman ketika terpapar, sebelum berkembang menjadi penyakit.

“Dengan terbentuknya antibodi, kalau ada virus masuk, benda asing masuk, bakteri masuk, dia akan menetralisir,” lanjutnya.

BACA JUGA:Jadwal dan Lokasi Vaksin Booster di Jakarta Mei 2024, Tersedia di Puskesmas hingga RSUD

Sebaliknya, vaksin tidak menghasilkan racun dan antibodi sehingga tidak bisa didetoksifikasi.

Untuk diketahui, detoksifikasi merupakan upaya membersihkan, menetralkan, atau mengeluarkan zat racun atau toksin dalam tubuh.

"Oleh karena itu, tidak ada istilah detoksifikasi pada vaksin," imbuhnya.

Ia menambahkan, terdapat klaim bahwa mandi soda kue, garam Epsom atau garam inggris, dan boraks dapat mendetoksifikasi vaksin.

Padahal, bahan seperti boraks tersebut bersifat karsinogenik yang dapat menimbulkan kanker.

BACA JUGA:Jadwal dan Lokasi Vaksin Booster di Jakarta Mei 2024, Tersedia di Puskesmas hingga RSUD

"Jadi, bukannya menyelesaikan masalah, justru akan menambah masalah kesehatan," jelas Prof. Hinky.

Begitu pula dengan cuci darah yang dilakukan berulang disebut bisa menetralkan vaksin.

“Vaksin disuntikkan akan membentuk antibodi, bukan toksin. Maka, yang namanya cuci darah bukan buat mengeluarkan antibodi, melainkan mengeluarkan zat racun. Kalau sifatnya bukan racun, ya, tidak akan keluar, karena bermanfaat bagi tubuh,” tuturnya.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: