Ini Skema dan Skenario Pergerakan Jamaah Indonesia saat Puncak Haji

Ini Skema dan Skenario Pergerakan Jamaah Indonesia saat Puncak Haji

Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas melihat persiapan fasilitas jamaahhaji Indonesia di Arafah, Selasa, 11 Juni 2024. --Media Center Haji

Di Mina, lanjut Harun, telah disiagakan petugas yang akan menyambut para jamaah yang tiba dari Muzdalifah. Para jamaah langsung diarahkan ke tenda masing-masing sesuai dengan maktabnya. Prosedur pemeriksaan smart card tetap dilakukan setiap kali dilakukan pergerakan jamaah. 

"Kami menyiapkan petugas satgas Mina di 11 sektor ad hoc. Selain itu ada petugas di pos Mina yang tugasnya memantau jamaah yang berada di luar tenda," kata Kolonel Harun.


Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas bersama anggota Amirul Haj Alissa Wahid meninjau persiapan fasilitas jamaah haji di Mina, 11 Juni 2024.--Media Center Haji

Jamaah akan bermalam di Mina untuk persiapan lontar jumrah di Jamarat. Satgas Operasional Armuzna, kata Harun, juga membentuk satgas khusus Jamarat. Mereka akan berjaga pada 10-13 Zulhijah atau 16-19 Juni 2024. 

"Kami membentuk pos-pos di rute Jamarat untuk memantau pergerakan jamaah yang akan melontar jumrah, baik itu di lantai 3 yang ada di Mina maupun di lantai bawah atau dasar yang menuju Makkah," ujarnya.

BACA JUGA:Jamaah Haji Indonesia Rajin Ziarahi Makam Mbah Moen

BACA JUGA:Masuk Armuzna Wajib Pakai Smart Card, Begini Prosedurnya

Harun mengimbau ketua kloter untuk terus mengecek jumlah anggotanya. Jangan sampai ada yang tertinggal atau terpisah. Kalau pun ada jamaah yang tertinggal, Satgas Operasional Armuzna juga membentuk tim sweeping baik di Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Tim ini akan mengantar jamaah yang tertinggal untuk kembali bergabung dengan rombongannya.

Selain itu, Harun juga telah menugaskan 12 orang anggota tim khusus untuk kembali lebih awal ke Makkah untuk memantau jamaah yang tanazul  atau kembali lebih awal ke hotel-hotel di Makkah. Biasanya ini khusus jamaah yang hotelnya di Makkah dekat dengan Jamarat seperti yang di Syisyah atau Rawdah.


Kepala Satuan Operasional Armuzna Kolonel Harun Ar-Rasyid menjelaskan skenario dan skema pergerakan jamaah haji Indonesia selama di Arafah, Muzdalifah, dan Mina.--Media Center Haji

Skema dan skenario ini khusus untuk jamaah haji reguler yang tidak ikut dalam skema murur di Muzdalifah maupun safari wukuf. PPIH juga memfasilitasi sekitar 55 ribu jamaah yang murur atau hanya melintas di Muzdalifah. Mereka yang murur adalah jamaah lansia, disabilitas, memiliki risiko tinggi secara medis, dan para pendampingnya.

Untuk jamaah haji yang sakit, PPIH menyiapkan skema safari wukuf. Jamaah yang sakit akan mengikuti wukuf dari dalam bus. Mereka tidak turun dari bus saat di Arafah. Jamaah yang sakit ini juga diwakilkan untuk melontar jumrah di Mina.

Khusus jamaah yang wafat baik di embarkasi maupun di tanah suci, akan dihajibadalkan oleh petugas haji. Pembimbing ibadah sudah membentuk tim khusus yang bertugas membadalhajikan jamaah yang wafat. (*) 

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: