Peringatan Ekonom INDEF: Begini Dampak Nilai Tukar Rupiah Melemah Terhadap Proyek Strategi Nasional

Peringatan Ekonom INDEF: Begini Dampak Nilai Tukar Rupiah Melemah Terhadap Proyek Strategi Nasional

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) M. Rizal Taufikurahman,-Istimewa-

JAKARTA, DISWAY.ID-- Per Juni 2024 ini,  perekonomian Indonesia tengah dilanda dampak pelemahan Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). 

Dampaknya tidak hanya dapat dirasakan dalam perekonomian dalam negeri, namun juga pada investasi nasional.

BACA JUGA:Kurs Rupiah Melemah, Industri Kesehatan Ikut Terdampak?

BACA JUGA:Rupiah Melemah ke Rp16 Ribu Lebih per Dolar AS, Jokowi: Masih di Posisi yang Baik

Menurut Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) M. Rizal Taufikurahman, pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kin sudah menyentuh level Rp 16.380-an.

Disinyalir menunjukkan akan segera terjadinya pembengkakan secara ekonomi jika dilihat dari sisi supply utamanya pada produksi, terutama yang berkaitan dengan bahan baku impor industri.

"Selain itu tentu untuk proyek strategi nasional yang sangat berkaitan dengan bahan material yang impor," ujar Taufik dalam keterangan tertulis resminya pada Kamis 20 Juni 2024.

Saat ini, nilai tukar Rupiah  menguat 47 poin menjadi Rp 16.365 per dolar Amerika Serikat (AS). Pada akhir perdagangan pekan kemarin, kurs rupiah terhadap dolar AS ditutup melemah tajam di level Rp 16.412.

BACA JUGA:Rupiah Melemah, Pertamina Masih Tahan Harga BBM Juni, Pertamax Rp12.950 Per Liter

BACA JUGA:Nilai Mata Uang Melemah, Bank Danamon Berikan Saran dan Tips Investasi

Menurut Taufik, pelemahan rupiah menjadi salah satu penyebab cost overrun dari biaya pembangunan infrastruktur, terutama jika banyak bahan baku untuk konstruksi yang sangat tergantung pada impor. 

Jika hal ini terus berlanjut, maka itu tentunya akan berpengaruh terhadap segi presisi fiskal dan daya tarik investasi.

"Yang tadinya katakanlah nilai tertentu, dengan kenaikan kurs, maka untuk komiditas maupun bahan baku impor akan meningkat harganya," kata Taufik.

Merespon nilai Rupiah yang semakin melemah ini, Wakil Direktur Utama Erajaya Swasembada Hasan Aula menjelaskan bahwa saat ini Emiten ritel PT Erajaya Swasembada Tbk. (ERAA) telah memiliki porsi pembelian lokal yang telah lebih besar daripada impor. Hal ini diharapkan dapat memitigasi dampak pelemahan rupiah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: