Dukung MBKM, Kursus Coursera Bisa Diintegrasikan ke SKS Kuliah
Managing Director Asia Pacific Coursera Raghav Gupta --Istimewa
JAKARTA, DISWAY.ID - Coursera menghadirkan beragam kursus yang bisa diintegrasikan ke dalam SKS perkuliahan.
Sehingga, mahasiswa bisa mengumpulkan kredit akademik sebagai bagian dari pembelajaran.
Coursera sendiri merupakan platform pembelajaran online terbesar yang didirikan oleh dua profesor asal Stanford.
BACA JUGA:Magang Kampus Merdeka Jaring 200 Ribu Mahasiswa, Peluang Karier Masa Depan
Platform ini menyediakan konten-konten pembelajaran dari sekitar lebih 200 universitas dan 200 perusahaan ternama dunia, seperti Michigan Public Health, Google, hingga IBM.
Sehingga, Coursera digunakan oleh pelaku bisnis, kampus, dan pemerintah untuk meningkatkan skill pada pegawai dan mahasiswa.
Lebih lanjut, dengan adanya kebijakan Merdeka Belajar-Kampus Merdeka, mahasiswa bisa mengambil kursus online sebagai bagian dalam pembelajaran.
BACA JUGA:Merdeka Belajar Kampus Merdeka Klaim Cetak Lulusan Incaran Perusahaan dengan Gaji Tinggi
Kebijakan ini juga memungkinkan mahasiswa mengumpulkan hingga 40 kredit akademik melalui platform seperti Coursera.
Managing Director Asia Pacific Coursera Raghav Gupta mengungkapkan bahwa saat ini sudah ada sekitar 36 universitas di Indonesia sudah menerapkan integrasi SKS dari kursus Coursera.
BACA JUGA:33 Universitas Tertipu Magang di Jerman, Kemendikbudristek: Bukan Program Kampus Merdeka!
Salah satunya Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya dan Universitas Pembangunan Jaya yang mengintegrasikan konten Coursera sebesar 20% dari total kredit.
"Contoh di UPJ mereka mengambil kursus dari IBM, Google, Meta terkait data analisis dan digital marketing dan programming. Di Atma Jaya ada Hukum, Biomedis, dan Ekonomi," ujar Raghav pada wawancara eksklusif dengan Disway, Kamis, 20 Juni 2024.
Selain itu juga ada Universitas Indonesia, President University, hingga Telkom University.
Ia menjelaskan, teknis integrasi kredit atau convert SKS sendiri tergantung dari kebijakan masing-masing universitas.
"Saat ini ada 500 program yang ditawarkan di kampus-kampus dan memang program-program terbaik itu ada kreditnya."
Sehingga nantinya, kampus bisa mengarahkan mahasiswa untuk mengikuti kursus di Coursera untuk pengayaan sesuai dengan kurikulum yang dijalankan kampus.
BACA JUGA:Cagar Budaya Muaro Jambi Direvitalisasi, Bakal Dilengkapi Museum dan Kampus Merdeka
Ia mencontohkan, mahasiswa program studi S1 Ilmu Komputer bisa mengikuti kursus Pengenalan AI dari IBM pada semester 1, kemudian Machine Learning Applications dari Duke University pada semester 2.
"Karena Duke University ini juga lembaga pendidikan, mungkin struktur kursusnya hampir mirip dengan perkuliahan di Indonesia," jelasnya.
Kemudian, dosen juga bisa melakukan blended learning dengan menggunakan bahan-bahan pembelajaran yang ada di Coursera sebagai pengayaan.
Sehingga pembelajaran online bisa digabungkan ke dalam produk-produk Coursera dan semua dosen bisa menggunakannya.
"Dan ada juga namanya Course Builder, ini seperti misalnya digunakan oleh Universitas California, Colorado, San Diego," tuturnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: