BKKBN Ungkap Hambatan Dalam Edukasi Masyarakat Soal Stunting

BKKBN Ungkap Hambatan Dalam Edukasi Masyarakat Soal Stunting

Deputi Bidang Advokasi, Penggerakan dan Informasi (ADPIN), Sukaryo Teguh Santoso-Anisha Aprilia-

SEMARANG, DISWAY.ID - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) terus melakukan edukasi terhadap masyarakat terkait pencegahan stunting.

Deputi Bidang Advokasi, Penggerakan dan Informasi (ADPIN), Sukaryo Teguh Santoso mengakui tak mudah dalam memberikan edukasi kepada masyarakat.

BACA JUGA:Jelang 118 Hari Terakhir Pemerintahannya, Jokowi Ungkap Daya Saing Indonesia Naik Signifikan

BACA JUGA:4.5 Juta Anak Lahir Dalam 1 Tahun, BKKBN Tekankan Pentingnya KB Pasca Melahirkan

"Memang harus diakui tidak mudah ya mengedukasi mencerdaskan masyarakat tidak mudah ya," kata Sukaryo saat ditemui di Semarang, Jawa Tengah, Selasa 25 Juni 2024.

Lebih lanjut, Sukaryo mengatakan ada beberapa faktor yang menjadi penghambat dalam memberikan edukasi tersebut. Salah satunya yaitu faktor pendidikan.

"Pertama tingkat pendidikan saat ini jg masih relatif rendah. Daya serap keluarga ini tentu tidak secepat yang pendidikan tinggi," ungkapnya.

BACA JUGA:Ajak Masyarakat Peduli Kesehatan Reproduksi, BKKBN Gelar Lomba Ajang Kespro Kawula Muda 2024

Selain itu, kata dia, faktor kedua yaitu karena stunting harus betul-betul dialami. Menurutnya, banyak yang beranggapan jika anak yang mengalami stunting tersebut memiliki tubuh yang pendek.

"Kedua, berbicara isu stunting ini harus didalami betul. Orang mengenal stunting itu pendek padahal tidak semua pendek itu stunting. Ada yang mengatakan stunting penyakit. Itu penyakit sehingga tak perlu diobati," ungkapnya.

BACA JUGA:Peringati Hari Keluarga Nasional 2024, BKKBN Gelar Pelayanan KB Serentak Sejuta Akseptor di Seluruh Indonesia

Ia pun menegaskan jika stunting bukan berasal dari turunan. Menurutnya, stunting disebabkan karena faktor makanan hingga lingkungan.

"Stunting itu bukan turunan stunting itu memang lebih pada tataran bagaimana pengasuhan yang baik dan faktornya tidak hanya makanan saja tapi juga lingkungan," imbuhnya.

Ia menjelaskan hal-hal seperti itu perlu disosialisasikan secara sabar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: