Mahasiswa BINUS ASO School of Engineering Temukan Alat Deteksi Dini Gangguan Fungsi Ginjal Lewat Napas

Mahasiswa BINUS ASO School of Engineering Temukan Alat Deteksi Dini Gangguan Fungsi Ginjal Lewat Napas

Mahasiswa BINUS-ASO temukan alat deteksi sakit ginjal lewat napas--Annisa Amalia Zahro

JAKARTA, DISWAY.ID - Jika umumnya pemeriksaan fungsi ginjal hanya dilakukan melalui tes urine dan darah, kini ada alat bernama Nephroair tersebut menggunakan napas untuk mengetahui kondisi kesehatan ginjal.

Proyek ini merupakan kolaborasi dua mahasiswa BINUS-ASO dari dua program studi, yakni Automative and Robotics Engineering dan Product Design Engineering.

William mengatakan, alat ini bermula dari salah satu jurnal yang membahas tentang parameter yang digunakan untuk menilai fungsi ginjal dalam tubuh.

BACA JUGA:Canggih! Mahasiswa BINUS ASO Pamer Karya Inovatif, dari Mobil Listrik Hingga Alat Deteksi Penyakit Ginjal

Terdapat 5 stadium penyakit ginjal, mulai dari stadium 1 untuk kerusakan awal hingga stadium 5 yang merupakan kondisi paling parah.

"Alat ini bisa menilai kelima stage (stadium) tersebut dari asam amonia," kata William ketika ditemui di Tangerang, Jumat, 28 Juni 2024.

BACA JUGA:Selain di Ginjal, Vidi Aldiano Ungkap Ada Sel Kanker Lain Muncul di Tubuhnya

Natasha Angeline Hansen mengungkapkan bahwa menurut hasil studi yang dilakukan timnya itu, penyandang gagal ginjal memiliki amonia dalam napasnya.

Oleh karena itu, kedua mahasiswa tersebut tertarik untuk membuat alat yang bisa mengetahui kadar amonia pada napas seseorang.

Nantinya, pasien akan meniupkan napas ke sensor dari alat tersebut.

BACA JUGA:Metode Baru RIRS Obati Batu Ginjal, Kini Tak Ada Luka

"Mengecek gagal ginjal lewat urin dan darah itu kan lumayan invasive. Sedangkan (alat ini) menggunakan napas sehingga sangat friendly serta tidak mengintimidasi pasien," tambahnya.

Mereka juga telah mengetes alat ini ke pasien dari India dan hasilnya menunjukkan data yang akurat.

"Kurang lebih sudah di atas 90%. Namun, untuk di Indonesia sendiri tentu harus ada validasi lagi dan untuk (hasil) lebih pastinya harus dipastikan juga ke dokter," kata William.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: