72 Persen Ibu di Indonesia Alami Mom Shaming, Kenali Bentuk dan Dampaknya
Penelitian terbaru Health Collaborative Center (HCC) mengungkapkan bahwa 72 persen ibu di Indonesia mengalami mom shaming.-Annisa Zahro-
JAKARTA, DISWAY.ID - Penelitian terbaru Health Collaborative Center (HCC) mengungkapkan bahwa 72 persen ibu di Indonesia mengalami mom shaming.
“Hasil studi menunjukkan, 7 dari 10 ibu di Indonesia yang diwakili responden penelitian ini pernah mengalami bentuk mom shaming," ungkap peneliti utama sekaligus Ketua HCC Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK, FRSPH di Jakarta pada Senin 1 Juli 2024.
Studi yang berlangsung sejak Maret hingga Mei 2024 ini melalui kajian literatur, uji instrumen menggunakan kuesioner dari Mott Children Hospital USA, University of Michigan yang telah divalidasi dan mencakup total 892 responden ibu.
Ia menjelaskan, mom shaming merupakan tindakan mengkritik atau mempermalukan seorang ibu terkait cara membesarkan anaknya.
BACA JUGA:KAI Siapkan 300 Perjalanan KA Setiap Hari Sambut Libur Sekolah, Ini Rute Favoritnya
BACA JUGA:PBSI Akan Kirimkan Surat ke BWF Demi Keselamatan Atlet Pasca Tewasnya Pebulutangkis Muda Asal China
Berbagai komentar mengenai penampilan setelah melahirkan, pilihan menyusui, cara mendisiplinkan anak, keputusan bekerja atau tinggal di rumah, dan aspek lain mengenai pengasuhan anak.
"Mom shaming ini sebenarnya bisa dikatakan sebagai pandemi terselubung karena terjadinya banyak sekali," tandasnya.
Ia mengungkapkan bahwa mom shaming ini terjadi tidak hanya di Indonesia, melainkan di seluruh penjuru dunia.
Sedangkan dampak dari mom shaming ini berpengaruh pada psikologis, fisik, hingga sosial.
Menurut Journal of Child and Family Studies, ibu yang mengalami mom shaming rentan menderita kecemasan dan depresi.
BACA JUGA:Libur Sekolah, Penumpang KA Hari Ini Tembus 165 Ribu Orang
BACA JUGA:Gading Marten Beberkan Alasannya Tak Izinkan Gempi Main Film
Sedangkan penelitian Health Psychology menunjukkan bahwa stres kronis yang disebabkan oleh mom shaming mempengaruhi kesehatan fisik ibu, termasuk gangguan tidur dan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: