BKKBN Gelar Program Gerakan 1 Jam Tanpa Gawai, Bentuk Waktu yang Berkualitas Keluarga

JAKARTA, DISWAY.ID-- Data dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menunjukkan bahwa pada tahun 2023, sebanyak 30 persen anak di usia 1-4 tahun sudah menggunakan gawai juga mengakses internet dan 45 persen anak usia 4-5 tahun. 

Hal ini menimbulkan kekhawatiran akan dampak negatif penggunaan gawai yang berlebihan pada perkembangan anak. 

BACA JUGA:Gara-Gara Judi Online Rumah Tangga Hancur, Ini Langkah BKKBN

BACA JUGA:Efektif untuk Mencegah Stunting, BKKBN: Ikan Lele Lebih Baik Gizinya Dibandingkan Daging Sapi

Melihat situasi ini, SOS Children's Villages, organisasi nirlaba internasional yang bergerak di bidang pengasuhan anak, menggaungkan kampanye Hari Keluarga Nasional dengan tema "Gerakan SatuJam Tanpa Gawai #DimulaiDariKeluarga". 

Tujuan dari kampanye ini untuk meningkatkan kesadaran orang tua tentang pentingnya membangun hubungan berkualitas dengan anak melalui interaksi, menggali potensi, dan menstimulasi perkembangan anak tanpa terpaku pada gawai. 

National Director SOS Children’s Villages Indonesia, Gregor Hadi Nitihardjo,  mengungkapkan  kekhawatirannya terhadap penggunaan gawai yang berlebihan pada perkembangan anak semakin meningkat. 

BACA JUGA:Wah, Angka Pernikahan di Indonesia Turun! BKKBN Jelaskan Alasannya

BACA JUGA:Ramai Fenomena Childfree, BKKBN: Itu Bisa Bahayakan Negara!

Namun, kata Gregor Hadi Nitihardjo, perlu menyadari juga bahwa teknologi digital juga dapat menjadi alat yang bermanfaat untuk pembelajaran dan pengembangan anak. 

Kuncinya adalah dengan menggunakan teknologi digital secara bijak dan bertanggung jawab. 

"Peran orang tua perlu menjadi sangat krusial bagi anak dalam penggunaan teknologi digital ini. Mari kita ajarkan anak-anak untuk menggunakan gawai dengan bijak dan memanfaatkan internet untuk hal-hal yang positif #DimulaiDariKeluarga," ungkapnya dikutip pada Senin, 1 Juli 2024. 

Lalu, Pelatih Pendidikan, Keluarga Kita, Mega Anissa mengungkapkan umumnya didalam keluarnya untuk waktu bersama perlu adanya kesepakatan bersama juga. 

“Biasanya, anak yang menentukan apa yang ingin dilakukan bersama dan kapannya. Apa yang kami sepakati ini menjadi komitmen tiap anggota keluarga agar kami tetap mendapatkan waktu berkualitas bersama anak-anak,” kata Mega Anissa.

Sumber: