Jakarta Jadi Sering Hujan Deras Padahal Indonesia Masuk Musim Kemarau, BMKG Ingatkan Soal Ini

Jakarta Jadi Sering Hujan Deras Padahal Indonesia Masuk Musim Kemarau, BMKG Ingatkan Soal Ini

Jakarta Jadi Sering Hujan Deras Padahal Indonesia Masuk Musim Kemarau, BMKG: Antisipasi Dini!-pressfoto-Freepik

BACA JUGA:Simak Info Prakiraan Cuaca Hari Ini di Wilayah DKI Jakarta, Sabtu 29 Juni 2024: Awas Hujan Melanda

Kenapa Hujan Bisa Tetap Ada di Musim Kemarau?


Ada Peringatan Dini BMKG untuk Prakiraan Cuaca DKI Jakarta!---Freepik

Peningkatan curah hujan di musim kemarau yang seharusnya kering merupakan sebuah fenomena alam yang menarik untuk diteliti.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkap beberapa faktor atmosfer yang menjadi penyebab hujan turun saat musim kemarau.

Selain itu salah satu faktor utama lainnya adalah gelombang atmosfer Madden Julian Oscillation (MJO) yang berada pada fase 3, yaitu di Samudra Hindia.

BACA JUGA:Bung Ropan Bocorkan Info dari Erick Thohir Kejelasan Maarten Paes Perkuat Pasukan Shen Tae-yong

Jadi, gelombang ini memiliki kontribusi besar dalam pembentukan awan hujan di wilayah Indonesia.

Kemudian adanya aktivitas gelombang atmosfer Rossby Ekuatorial juga turut mempengaruhi peningkatan curah hujan.

Gelombang ini aktif di berbagai wilayah seperti Sumatra, Kalimantan, Jawa, NTB, NTT, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku, dan Papua Selatan.

Tidak hanya itu, adanya gelombang Kelvin yang terpantau di beberapa wilayah seperti Lampung, Jawa, Bali, NTB, NTT, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Maluku juga menjadi faktor yang berperan dalam terjadinya hujan di musim kemarau.

BACA JUGA:Santri Ponpes dan Madrasah Diedukasi tentang Pubertas Hingga Kesehatan Reproduksi Lewat Aplikasi Digital

Terakhir, sirkulasi siklonik yang terpantau di Selat Makassar Barat dari Sulawesi Barat juga memiliki dampak signifikan dalam pembentukan awan hujan.

Sirkulasi ini menciptakan daerah perlambatan kecepatan angin (konvergensi) dan daerah pertemuan angin (konfluensi), yang menjadi pemicu utama pembentukan awan hujan.

Dengan demikian, banyak faktor atmosfer yang bekerja secara bersama-sama yang menyebabkan hujan tetap turun di musim kemarau.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads