Lindungi Masyarakat! BPOM Terbitkan Aturan Label BPA pada AMDK
BPOM terbitkan aturan pencantuman bahaya label BPA pada AMDK guna melindungi kesehatan masyarakat.--Freepik
Berdasarkan data pemeriksaan BPOM pada fasilitas produksi selama 2021-2022, kadar BPA yang bermigrasi pada air minum lebih dari 0,6 ppm meningkat berturut-turut hingga 4,58 persen.
Begitu pun dengan hasil pengujian migrasi BPA di ambang 0,05-0,6 ppm yang meningkat berturut-turut hingga 41,56 persen.
Bahaya BPA bagi Kesehatan
Dekan Fakultas Universitas Airlangga Profesor Junaidi Khotib menyampaikan BPA sudah lama dikenal di dunia Kesehatan sebagai senyawa Kimia sintesis yang bisa menjadi pengganggu endokrin.
BACA JUGA:Demi Wujudkan Indonesia Sehat, BPOM RI Tingkatkan Literasi Pengawasan Obat dan Makanan ke Masyarakat
Sistem endokrin merupakan jaringan kelenjar yang memproduksi dan melepaskan hormon yang mengontrol fungsi penting dalam tubuh, termasuk proses fisiologis, seperti pertumbuhan, metabolisme, dan reproduksi.
"Senyawa ini dapat menyerupai hormon dalam tubuh dan dapat membentuk ikatan pada reseptor hormon, yang dapat mengganggu fungsi fisiologis dan menyebabkan perubahan patofisiologis," kata Prof Junaidi dalam keterangannya.
Ketika masuk ke dalam tubuh melalui medium makanan dan minuman yang ditempatkan dalam wadah plastic, maka BPA akan meniru hormon alami.
Kemudian, merebut tempat hormon tersebut pada reseptor di berbagai organ yang menyebabkan terjadi gangguan hormonal di dalam tubuh.
Gangguan hormonal ini yang nantinya akan mempengaruhi pertumbuhan dan pubertas, serta fertilitas.
BACA JUGA:Apa Itu Cek KLIK BPOM? Simak Pengertian dan Cara Ceknya di Sini
Sejumlah referensi ilmiah juga menyebutkan kondisi ini dapat memicu munculnya sel abnormal pada tubuh dan meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular, diabetes, dan hipertensi.
Tak hanya itu, penelitian menunjukkan bahwa paparan BPA dalam jangka Panjang dapat mempengaruhi kesehatan mental.
"Pada penelitian laboratorium, paparan BPA pada hewan coba menunjukkan gangguan perilaku seperti kemampuan motorik, aktivitas gerak, keseimbangan, dan daya ingat. Sementara studi epidemiologi menemukan bahwa kadar BPA dalam darah atau urin anak-anak berkorelasi dengan gangguan perilaku, kecemasan, dan depresi," tutur Junaidi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: