Siswa Laki-Laki Lebih Banyak Drop Out Dibanding Perempuan, Apa Penyebabnya?

Siswa Laki-Laki Lebih Banyak Drop Out Dibanding Perempuan, Apa Penyebabnya?

FELT 2024, Hotel Ayana Jakarta, 22 Juli 2024.-tangkapan layar-

Selain itu, terdapat faktor peer pressure di antara anak laki-laki yang cenderung berkelompok.

Sehingga, apabila lingkungan pertemanannya lebih banyak tidak sekolah, akan menarik anak lain untuk keluar sekolah.

BACA JUGA:Kritik Darmaningtyas soal Dihapusnya Jurusan IPA-IPS-Bahasa, Bandingkan Indonesia dengan Negara Maju

Tak hanya itu, ada pula alasan seorang siswa memutuskan keluar dari sekolah karena tidak mampu secara akademik.

"Ternyata ada yang memang merasa dia itu tidak mampu secara akademik berada di sekolah. Itu memang cukup signifikan juga angkanya," tandasnya.

Dengan beragamnya latar belakang tersebut, ia menyebut perlunya memperhatikan kondisi pada tiap anak tersebut.

Asep pun menekankan pentingnya pencegahan agar anak tidak berhenti sekolah dibanding membawa kembali anak DO ke sekolah.

"Mencegah anak Drop Out itu jauh lebih mudah dan efektif daripada menarik kembali anak yang sudah Drop Out balik ke sekolah, itu hampir tidak mungkin untuk bisa dilakukan. Sulit sekali," pungkasnya.

BACA JUGA:Pengamat Beberkan Dampak Jangka Panjang Dihapusnya Jurusan IPA, IPS, Bahasa di Sekolah

Dengan lebih tingginya angka DO pada laki-laki, menurut Suharti, menjunjung kesetaraan gender tidak hanya ada perempuan, tetapi juga pada laki-laki.

"Jadi intervensi perlu memerhatikan kesetaraan gender. Ketika laki-laki yang tertinggal, perlu kemudian posisi laki-laki yang harus diperhatikan. Jadi harus dilihat betul siapa yang tertinggal dan tidak dengan mengurangi yang sudah bagus," tutup Suharti.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: